September 2019 - LunarV2 Trip

Friday, 27 September 2019

MRT Jakarta: Alternatif Manasik Aturan Main MRT Sebelum ke Luar Negeri

Segala juga perlu latihan dulu dah ya, sombong juga perlu latihan biar gak bego, masa iya mau sombong malah kena denda kan gak lucu. Kalo belum gablek duit bisa manasik dulu lah di Jakarta. Coba fasilitas Luar Negeri yang baru ada di Jakarta, meski sebenernya udah lumayan lama ada tapi gue baru bisa nge review sekarang. Kudet ya emang? Kagak juga!

Gue orang kampung yang baru sekarang ini nyampe Jakarta buat nyobain MRT, pedahal udah lama MRT resmi berjalan *kamana wae ari sia*. Tapi gapapa lah, sebelum ada di Indonesia juga gue udah pernah nyobain whek... wkwk... Jujur, gue udah lama banget pengen nyobain MRT di Jakarta, bukan gue udik belum pernah naik MRT tapi pengen ngebandingin MRT yang udah lama berjalan di Jakarta ini sama MRT lainnya di negara tetangga. Ekheemmm... bagus gak ya yang ini? apa cuman casing nya doang MRT pedahal KRL? Coba.. coba.. coba..! kita Review!


Untuk saat ini rute yang MRT yang sudah aktif melintasi beberapa Stasiun: Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran H.I. 

Peta Rute MRT - jakartamrt.co.id/peta-jalur-mrt
Untuk bagian Stasiun Sarinah-Kota adalah jalur yang sedang dalam tahap pembangunan, jadi MRT hanya beroperasi dari Lebak Bulus (Depot) - Bundaran H.I.

Stasiun Fatmawati - www.lunarv2.com
Pertama datang gue coba naik dari Stasiun Fatmawati, hal yang pertama terlintas adalah

"Apa bener ini Stasiunnya?"

Ya karena rata-rata MRT itu berada di bawah tanah, meski memang sebagian juga ada yang di jalur layang. Contohnya di Singapura, jika naik dari Bandara Changi maka MRT akan melintasi kota dengan jalur layang dan sisanya ya masuk ke bawah tanah. Perlu sekitar 3 kali naik tangga jika mulai dari Stasiun Fatmawati. Menurut gue stasiunnya itu bersih, tapi sepi. Ada juga toko-toko makanan di dalam stasiun (kalo di Fatmawati). Untuk kartu ternyata berbeda dengan kartu THB atau Multitrip KRL, jadi gak bisa ya tiket KRL dipake buat tap-tapan MRT tapi untuk E-Money masih menerima, seperti mau naik KRL jadi gak usah beli lagi tiket dan langsung tap aja.

Pilihan Kartu Pembayaran - www.lunarv2.com
Alternatif lain pake orang sebelah kanan. Maksud gue "Pake duit lu dulu, ntar gue ganti", ah pikiran kalian tuh yaa...

"Bang, tapi kan gue gak punya E-Money"

Kalo gak punya beli aja kartu Single Trip nya, jadi di tiap stasiun MRT ada mesin untuk membeli kartu. Harga kartunya itu 10.000 belum termasuk saldo. Pas kemarin gue naik dari Fatmawati ke Bundaran H.I. itu kena harga 28.000, jadi 10.000 kartunya dan saldonya 18.000. Usahain bawa uang kertas yang masih keras, jangan yang kucel!  Untuk petunjuk penggunaan mesin kartu MRT menurut gue sih udah jelas banget, jadi jangan takut gak bisa pakenya. Tapi gue lebih recommend pake E-Money aja, soalnya lebih hemat daripada beli kartu Single Trip.

Kartu Single Trip - www.lunarv2.com
Udah beres beli kartu terus tap di pintu masuk berarti tinggal nunggu MRT. Ekspektasi gue sih biasa aja sama peron MRT nya, tapi pas nyampe lantai paling atas. Wah! mantap boss! emang bener ada pagar pembatas kaca sama pintu otomatis, jadi lebih safety gitu lah, dan paling penting tertata rapih. Ini lebih mirip stasiun LRT, soalnya ada di atas gedung gitu kan dan setau gue LRT di Malaysia juga kebanyakan diatas gedung gitu dan gak pernah nemu yang pake pagar kaca sama pintu otomatis model MRT di Indonesia. Ya meski beda type tapi kan keamanan harus sama, yakan? Soal keamanan peron sih best lah dari gue. Waktu tunggu keretanya lumayan lama menurut gue sih, tapi Worth lah gak lama-lama amat sama gak ngaret dari jadwal.

Stasiun Fatmawati - www.lunarv2.com
Kereta datang dan seperti prosedur pada umumnya, penumpang keluar harus didahulukan dan penumpang yang akan masuk jangan melebihi garis tunggu yang ditentukan, lu liat kan garis kuning disamping pintu kaca yang banyak iklannya *cie iklan* ? Nah itu garis tunggu yang gue maksud. Intinya lu berdiri di belakang garis tunggu dan biarin penumpang keluar dulu. Masuk ke MRT, wangi-wangian pengharum ruangan yang gak asing tercium. Gerbongnya udah wangi lah dan bersih menurut gue, gak tau kalo banyak orang desek-desekan kayak asin. Karena masih baru kali ya, jadi di pegangan tangan yang menggantungnya itu gak ada daki-dakian sama kotoran item, ya mudah mudahan gitu terus kebersihannya sama maintenance nya dijaga soalnya yang susah itu perawatan daripada pembelian sih menurut gue.

Rangkaian MRT - www.lunarv2.com
Suasana MRT - www.lunarv2.com
Fasilitas kursinya menggunakan fiber dan sama seperti KRL, disediakan juga tempat duduk kusus. kaca MRT besar dan tidak silau ketika sinar matahari masuk. Dan pemandangan dari jalur layang kebanyakan adalah gedung, bagus lah menurut gue daripada pemandangan kumuh kayak Kereta Bandara. Untuk kecepatan kereta menurut gue sih gak sekencang seperti di tetangga sebelah ya, tapi gak terlalu pelan juga. Kereta akan mulai masuk ketika sudah melewati Stasiun Sisingamangaraja dan akan masuk Stasiun Senayan, jalur yang perlahan menurun dan lama-kelamaan masuk ke bawah tanah. Biasanya kalau terowongan bawah tanah ada lampu panjang di dinding-dinding samping terowongan namun di MRT ini tidak terlihat lampu panjang tersebut, jadi ya udah gelap aja pemandangannya.

Kursi Prioritas - www.lunarv2.com
Stasiun bawah tanahnya sudah mirip lah seperti negara tetangga, contohnya ada dinding kaca, pintu otomatis, kamera keamanan, tempat duduk, ruang kesehatan dan petunjuk arah yang terletak dimana-mana. Tapi entah perasaan gue atau emang aslinya gitu, jarak antara peron sama pintu keluar bawah tanah terkesan dangkal banget. Cuman dua kali naik tangga udah nyampe peron bawah tanah, itu juga tangganya gak panjang-panjang amat. Biasanya yang pernah gue datangi itu tangganya panjang banget sama dalem banget lah ke bawah tanah. Tapi gak masalah sih, udah hasil ngitung paling. Uniknya eskalator dari tiap stasiun itu gak kenceng jalannya kayak di negara tetangga, pokoknya kalo lu naik eskalator bawah tanah di negara tetangga kencengnya minta ampun! 

Pintu Masuk ke MRT - www.lunarv2.com
Peron Stasiun Bawah Tanah - www.lunarv2.com
Lorong Stasiun Bawah Tanah - www.lunarv2.com
Dan disini aturan naik eskalatornya masih sama seperti di negara tetangga, awalnya gue kira gak ada aturan naik eskalator seperti negara tetangga, tetapi disini ada juga malah sebelum naik eskalator ada gambar petunjuk yang dengan jelas memberi tau bahwa sisi kanan untuk yang jalan dan sisi kiri untuk yang diam, jadi lu jangan diem di sisi kanan kalo gak buru-buru, ngalangin orang jalan nantinya! Ribet amat ya? Iya, disiplin itu emang ribet awalnya, makanya biasain. Untuk stasiun juga ada fasilitas lift untuk yang disabilitas. 

Aturan Naik Eskalator - www.lunarv2.com
Gue gak kepikiran tentang peraturan yang gila seperti di Singapura, dikira gue cuman aturan biasa aja lah ya, orang Indonesia gitu. Tapi gue kaget pas nyampe stasiun bawah tanah ada aturan yang sama edannya seperti di Singapura, gue geleng-geleng kepala! Salut gue sama aturan MRT, dendanya gak tanggung-tanggung bos!

Larangan Stasiun - www.lunarv2.com
Larangan Stasiun - www.lunarv2.com
Denda Melanggar di Area Stasiun - www.lunarv2.com
Denda Meroko di Area Stasiun - www.lunarv2.com
Bangkar dah langsung backpacker kayak gue kalo di denda, susah juga ya jadi backpacker? Siapa yang bilang gampang! Ya, itu peraturan terlepas dari cuman Ghost doang atau emang bener, gue juga kagak tau, tapi ada yang mau coba membuktikan gak?

Jadi menurut gue kekurangan yang ada dari MRT Jakarta ini yaitu, keretanya yang kurang cepet lajunya, jalurnya masih kurang panjang dan banyak untuk sekelas jakarta yang luas dan gue belum menemukan banyak toko-toko di dalam stasiun yang biasanya ada kayak alfamerit, indomerit, JeKo  *tunjukan kearifan lokal kalian!* . Buat yang pengen ngerasain gimana sih Malaysia atau Singapura, fix kalo belum punya duit buat bayar gue sebagai TL, mending manasik dulu sana di MRT Jakarta. wkwkwk.... kalo udah punya bisa pake jasa LunarTrip, eheuuu....

Tuesday, 10 September 2019

Wisata Alam Tahura Djuanda: Tempat Kopdarnya Penjajah di Bandung

Beberapa orang berkata, bahwa impian itu perlu dikejar. Beberapa orang berkata, mimpi itu perlu dipertahankan dan Beberapa orang berkata bahwa mimpi itu harus ditukar dengan pengorbanan. Mereka semua gak salah dalam melontarkan kata-kata. Karena perkara mimpi itu seperti kepercayaan, yang dimana setiap orang berbeda pandangan dari cara mempercayai hal tersebut. Gue pun disini punya mimpi untuk berangkat ke Jepang, tapiii berhubung gue belum gableg duit jadi ya masih berangan-angan aja. 

"Kenapa gak pake cara super gembel yang biasanya lo pake?"

Masalahnya, mau pake cara super gembel manapun, syarat itu belum bisa terpenuhi saking emang mahalnya berangkat kesana. Tapi berharap pun gue sambil berusaha, kayak Indonesia aja pas pingin merdeka. Sebelumnya leluhur kita bermimpi tentang cara terlepas dari kepedihan sebagai kaum yang terjajah, dari mimpi itu mereka berusaha mewujudkannya karena mungkin sebagian dari bangsa Indonesia penasaran tentang arti kata kebebasan dari sebuah kemerdekaan. Dari sana, mimpi mereka tercapai berkat usaha dan mimpi. 

"Skipppp!!!! Skippp!!! Skippp!!! Ngapain gue bahas sejarah, sejarah juga belum pernah bahas gue"

Nah berhubung gue belum bisa berangkat ke Jepang, maka gue melakukan dan mengunjungi sesuatu yang ada kaitannya dengan Jepang. Mulai dari jelajah Indonesia cari turis Jepang, nonton anime Hamtaro, belajar bahasa Arab dan gue baru tau bahwa di Bandung ada Goa Jepang, "Goa Jepang" bukan "Gue Jepang". Tapi sama aja ya? bego anjir.

Iya, selain banyak wisata buatannya, di Bandung juga memiliki wisata kuliner bersejarah. Terletak di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung. Lebih tepatnya di wilayah Dago sebelum Tebing Kraton, kalo bingung cari aja lah di Google, yakan?  Tahura adalah sebuah hutan yang berisi peninggalan sejarah dari zaman kolonial dan ada juga museum yang berisikan diorama hewan-hewan yang ada di wilayah hutan tersebut. Tapi, Tahura Djuanda lebih terkenal karena terdapat Goa Belanda sama Goa Jepangnya.


Wisata Goa itu adalah wisata peninggalan penjajah yang didirikan di antara bukit dan lembah, yaitu sebuah Goa buatan yang dalam dan kokoh. Goa buatan yang mungkin terinspirasi dari lagu ninja hatori mendaki gunung lewati lembah itu, banyak berjejer di samping bukit yang curam, disana terdapat Goa Belanda dan Jepang yang saling berdekatan dan bertetangga, tapi sampe sekarang gue juga bingung, kenapa para penjajah membuat Goa yang berdekatan, apa mungkin biar gampang buat kopdar?

"Kopdar yoooo... kopdarrrr!!!"

Ngomong-ngomong kopdar, banyak warung dan cafe yang tersebar di wilayah Tahura Djuanda. Mulai dari warung makan, warung nongki, warung oleh-oleh, kecuali warung remang-remang kagak ada! tapi gak tau juga kalo pas zaman penjajahan. Di Tahura ini juga tidak hanya wisata tentang Goa saja tapi juga ada beberapa objek wisata yang menarik seperti gue Penangkaran Rusa, air terjun atau Curug dan beberapa hal menarik lainnya.

Objek Wisata Tahura - www.lunarv2.com
Macan - www.lunarv2.com
Kandang Kelinci - www.lunarv2.com
Selain wisata yang membuat anak-anak bosan, ada juga objek wisata yang membuat anak-anak betah di Tahura, yaitu adanya kandang Kelinci dan Ayam. Menurut gue, kelinci disana gede-gede dan bermacam-macam jenisnya. Ada kelinci yang berbulu lebat sekali, dan mungkin disana ada sekitar 60an kelinci dewasa

Petunjuk Jalan Tahura - www.lunarv2.com
Jika masuk dari Gate 1 maka paling terjauh objek wisatanya berjarak 4.8 Km yaitu Curug Omas Maribaya, jadi jika ingin berkunjung ke Tahura ini lebih baik datang pagi-pagi kecuali mau uji nyali kayak KKN Desa Penari. Sayangnya gue hanya bisa sampe ke Penangkaran Rusa aja karena waktu yang tidak memungkinkan, soalnya daerah disana masih bener-bener hutan, ya seperti judulnya aja Taman Hutan Raya jadi jangan berharap lebih seperti ada Indomerit di tengah Tahura.

Hutan dan Bukit - www.lunarv2.com
Suasana yang benar-benar hutan, paling sore wisata ini sepi sekitar jam 5, jadi kalau lebih dari jam 5 sore gue kurang tau ya situasinnya. Ha! Nah tadi kan gue ngomongin tentang peninggalan penjajah ya? sekarang gue kasih liat tempatnya, gimana sih ngerinya Goa penjajah itu.

Jajaran Goa Jepang - www.lunarv2.com
Tampak berjajar seperti mau kopdar, tetanggan gitu enak liatnya ya cuy? Tapi kayaknya kalo zaman dulu boro-boro enak yang pasti banyak pribumi yang disiksa disana. Jujur aja, gue gak masuk ke Goa Jepang, soalnya sempit! kayak harus nunduk-nunduk udah gitu gelap lagi, *namanya juga Goa bego* Gimana kalo tampak depannya? Nih gue liatin betapa sempitnya Goa Jepang.

Lubang Goa Jepang - www.lunarv2.com
Gue tinggi 171 Kbps dan ini atap Goa udah sampe sejajar sama jidat gue. betapa sempitnya Goa Jepang. Gue juga gak tau kenapa Jepang suka yang sempit-sempit, mungkin biar lebih maksnyos kali. Tapi sumpah, kalo lu berdiri depan lubang masuk Goa Jepang udah pasti bakal kerasa dinginya hawa Goa dari dalam, Creepy juga kan euy! Beda lagi sama Goa Belanda yang lebih besar lubangnya, mungkin disesuaikan sama lubang-lubang orang Belanda yang besar dan lebar, Lubang Hidung maksud gue.

Nah selain ada Goa yang Creepy ada juga Cafe sebelum ke Goa Belanda, konsepnya sih penuh dengan tema Belanda dan bendera Belanda. Tapi tempatnya itu disamping tebing, kalau siang pemandangannya bagus sih menurut gue, soalnya dibawah tebing tersebut ada sungai yang nyambung ke Curug Koleang dan Omas Maribaya.

Holland Spot - www.lunarv2.com 
Cafe Holland - www.lunarv2.com
Setelah itu ada Goa Belanda dan yang seperti gue jelasin tadi, lubangnya gede kayak garasi pabrik tapi tetep aja Creepy. Didepan Goa Belanda ada tukang senter yang mengambil keuntungan dari kegelapan Goa dengan harga sewa senter 5.000/ekor. Tapi Goa Belanda tersebut adalah jalan tercepat ke destinasi selanjutnya, ya kecuali lu mau jalan ngeliling bukit, susah ya kalo jadi orang penakut mah euy.

Jembatan Gantung - www.lunarv2.com
Nah sebelum ke Penangkaran Rusa kalian bakal lewat dulu jembatan Sirotol Mustaqim Gantung dulu, yang sebelum jembatan ini adalah Curug Kolang kalo gak salah mah, nah setelah jembatan itu kalian bakal jalan menyusuri Paving Block sekitar 200 Meter yang akhirnya terhubung ke Penangkaran Rusa. Penangkaran ini beneran keren sih menurut gue mah, soalnya kawasan liar Rusanya luas dibanding di Kebun Binatang yang gue temui.

Penangkaran Rusa - www.lunarv2.com
Ini ke sebelah kiri masih luas cuy, cuman kamera gue nya aja yang terbatas, di ujung sana ada tempat untuk turis memberi makan Rusa-Rusa di Tahura tersebut. Gue datang pas hari kerja dan sore hari waktu sampai Penangkaran Rusa jadi ya sepi kayak gini.

Tempat Menyuapi Rusa - www.lunarv2.com
Nah bisa ngasih makan kayak gini, si Bule juga gue jadiin model buat di Blog gue, biar lebih estetik. Gimana estetik gak sekarang blog gue? Ini model gratis! Jadi wisatawan akan diberi rumput yang gak tau bayar atau gratis, tapi menurut gue sih bayar ya. Kalu mau gratis bisa ngarit sendiri! Nah udah dari tempat Penangkaran gue langsung cabut ke Curug Omas Maribaya yang jalannya itu melewati pintu air. Makin sana jalannya makin gak jelas, kayaknya jarang pengunjung ke Curug Omas Maribaya, gue juga udah berusaha kesana tapi keburu sore dan gue gak mau ngambil resiko, yang akhirnya balik lagi walaupun suara curug udah terdengar sih.

Pintu Air Tahura - www.lunarv2.com
Nah ini gue photo dari atas penyebrangan pintu air, mungkin lagi kemarau ya jadinya kayak gitu, kering.