Setelah istirahat lumayan lama akhirnya ada kembali kekuatan untuk menuju pos 6, saat pendakian ada seorang cewek yang hipotermia karena dia gak sanggup nahan dinginnya suhu di puncak dibanding gebetannya, angan-angan buruk gue kembali melintas
"Gimana kalo gue tumbang kayak cewek tadi gara-gara hipotermia?, Astagfirullah jangan lah!"
dipuncak ujung tanjakan terlihat samar-samar si leader sedang asik duduk memakan somay dari pedagang asongan
dipuncak ujung tanjakan terlihat samar-samar si leader sedang asik duduk memakan somay dari pedagang asongan
"Lah, ada tukang dagang!" Gue kaget dong, liat tukang dagang di gunung.
"Saromay dulu daks!" Si leader dengan santainya mengacungkan somay
"Sok pesen lah, capek aing!" Gue capek
Di pos 6 hawa dingin sudah membuat jari-jari yang dilapis sarung tangan tanpa ujung jari jadi dingin, tiap jari seperti es mambo yang baru keluar dari kulkas, dingin! Plastik somay gunung seolah memberi harapan untuk jari agar tak membeku. Tiap gigitan somay terasa nikmat, baru tau gue rasanya somay gunung senikmat ini, mengingat dari tadi 6 jam nanjak hanya makan 2 roti coklat doang, gila gue juga bukan orang! Tambah lagi somay nya lah, mumpung ada! Disaat itu ada pendaki dari Jakarta datang sambil menyapa, dia beristirahat tapi dengan muka yang tidak kelelahan, terlihat dari mukanya dia sudah Pro.
"Bang dari mana?" Tanya pendaki Jakarta sambil membungkuk mau duduk
"Ciamis bang, abang dari mana?" Tanya gue sambil makan somay
"Dari Jakarta. Bang ini ternyata trek ter gila yang pernah gue lewatin bang!" Muka nya gak berbohong tentang perkataannya
"Emang abang sering naik gunung?" Gue memperjelas tentang dia
"Sering, dan ini paling menyiksa" jawabnya
Buat dia yang sering naik, ini adalah trek paling menyiksa. Lah gue yang baru kali ini naik mau bilang apa lagi! 2 kawan newbie terdiam mendengar kata-kata dia, seakan ingin teriak dan berlari ke rumahnya masing-masing, tapi sudah terlambat. Karena punya tujuan untuk nge camp di pos 8 maka pendakian dilanjut, gue sebenernya udah gak tahan, tapi gimana lagi? Tenda dan sebagian alat ada di leader, bangsat emang! Dia udah berjalan mengejar sunset di puncak, seakan dibawa angin lalu menghilang, meninggalkan 3 anggota yang sama sekali gak mengenal gunung dan kata-kata bajingan MDPL, ditinggal di tanjakan. Sisa dari tanjakan seperti menanjaki bukit yang memang terbilang jauh, bukan terbilang lagi, tapi jauh! Ah, gue jalan perlahan dan teriak
"Lu duluan aja dah, capek gue, gue ganti leader aja lah! Ngikut kelompok lain, lu di atas buat tenda, terserah lu mau ngapain di atas!" Gue ngasih kebebasan aja lah buat leader somplak itu, keburu mumet pala gue mikirinnya.
Karena gue yakin, tubuh gue kalo di paksakan gak bakal sanggup ngimbangi si leader. Alhasil gue dan 2 kawan ngikut sama kelompok orang. Di puncak pos 7 bayangan kita terkulai, istirahat dan terlentang diatas carrier masing-masing.
"Bulan.. keren bulan keliatannya" kata si sapri
"Kayak deket sama bulan" jawab heri
"Hari ini kayaknya gak bakal hujan" gue liat langit bersih
"Sekarang udah mulai dingin" si sapri ngasih tau
"Iatirahat bentar lagi euy, masih capek" gue sambil narik nafas buat bangkit
Leader kelompok lain lebih ngerti anggota tiri nya dibanding leader kandung sialan bangke yang mungkin udah koprol sama monyet hutan di puncak.
"Yo lanjut nanjak!" Kata leader baru
Penanjakan dilanjut ke pos 7, Ada hal yang gue heran dari penanjakan tersebut, terdapat seekor lebah yang terus mengikuti kelompok kami dari awal pos 2 sampe pos 7. Diantara pohon dan langit yang mulai gelap gulita karena sudah menunjukan pukul setengah 7 malam, titik cahaya semakin dekat dan disitulah ramai suara mulai terdengar. Tenda warna-warni terang mulai terlihat dan teriakan pedagang mulai terdengar, pedagang panggul.
"Dah kita iatirahat disini lah, capek aing!" kata gue
"Semua perlengkapan tenda di si leader" timpal si sapri
"Ah sial" gue hampir kesedak air
*Grusuuuukkkkk, nguuuuukkkkk...., Ngggguuuukkkk...
Ada bayangan hitam melesat diantara keramaian, tenda dan tukang dagang.
"Sorot coba... Sorotttt!!!!" kata pendaki lain
"babiiiiiiii.. babiiiiiii...." teriak yang lainnya dengan membawa pole
"Jangan disorot woyyyy....." kata pedagang asongan sambil melambaikan tangannya
"Itu tenda jagaaaaaa!!!!!!" tunjuk pendaki yang lagi beli gorengan
"Frame gue anjingggg...." yang lainya berlari
"Bangsat bawa tuh carrierrr loooooo" saling teriak di pos 7
"Bawain lah anying!!!" teriak yang lain
"Bawain lah anying!!!" teriak yang lain
Suasana pos 7 ricuh karena disambut tamu tak diundang yang mengincar makanan dan tenda pendaki. babi tersebut berlari-lari seakan pendaki mengajaknya bermain tangkap lari, dia kegirangan. babi emang!
Pusing Ngurus Babi - www.lunarv2.com |
"Tunggu babi nya pergi dulu baru naik" kata gue waswas
"Iya, sok minum dulu aja lah, jaga barang bawaan" si sapri sambil benerin tasnya
Jujur, gue takut tapi penasaran sama muka si babi yang tertutup kegelapan hutan. Akhirnya si babi pergi ke belantara hutan dan perjalanan dilanjutkan. Di pos 8 bawah, orang ramai-ramai menggelar tenda, tapi leader gue belum keliatan.
"Pri coba lu cari ke puncak, tadi katanya dia mau ngecamp di puncak, kita nunggu disini" kata si Heri sambil duduk di sekitar jalan ke camp pos 8 bawah.
"Yaudah tunggu" dia pergi sambil membawa headlamp
Waktu menunjukan pukul 7 malam, hawa semakin dingin sedangkan tenda belum digelar, si Sapri masih mencari si leader yang disuruh menggelar tenda duluan.
"Tooooo.... Kagak ada euy" teriak sapri ke si heri yang ada bersama gue di bawah
"Hah.. maenya?" Jawab heri
"Woy, aing disini!" Si leader tepat di samping si sapri
"Lah.. lu diteriakin dari tadi gak nyaut, gue tadi teriak-teriak lewat sini!" Teriak si sapri sambil bawa-bawa headlamp
"Gak keliatan lu lewat sini" jawab si leader
"Tadi gue teriak-teriak keras lewat sini" sapri gak mau kalah
"Dah.. dah.., eh.. mending gelar tendanya di bawah dikit, biar ngumpul sama tenda lain. Tadi ada babi, gak aman!" Gue datang karena takut babi
"Udah lah disini aja" jawab leader
"Dah mending dibawah, gabung noh biar aman" gue sambil nunjuk kumpulan tenda di bawah
Gak lama dari percakapan tersebut munculah seekor babi, merasa dipanggil namanya. Baru pertama kali gue melihat babi begitu dekat, sebelum ini terakhir gue lihat babi di warung makan kecil di Bali. Bertuliskan babi guling dengan daging babi berjejer di etalase makanan yang disampingnya terdapat icon babi lucu, lalu selain itu pernah lihat babi di Angry Birds, udah cuman itu. Kini tepat 6 meter didepan gue berdiri babi besar hitam dengan bulu yang terlihat kasar oleh debu tanah gunung yang gersang. Sialnya gue di posisi yang gak menguntungkan, cuman ada jalan buntu di belakang gue. Salah langkah gue bisa diseruduk.
"Lariiiiii...." Gue menuju babi dan langsung berbelok ke arah pos 8 bawah.
*Grusuuuuukkkkkkk*
Gue jatoh, semua orang di pos 8 bawah menyoroti gue yang jatoh dan tertutup debu tanah kering.
"Ada apa kang?!" Penghuni camp bawah nyorotin lampu ke muka gue
"Ada babi gede!" Gue kaget disorot lampu
Semua orang langsung siaga menjaga tenda masing-masing
"Woy, tolongin gue nih.." si leader lari sambil membawa carrier.
"Itu tenda sekalian bawa!" Perintahnya lagi
"Iya bentar, ngeri gue takut diseruduk" gue juga ngeri liat babi segede anak kebo
Selagi babi nya lengah, gue sama si leader mengendap-endap dan sesegera mungkin ngangkat tenda ke bawah, tendanya portable jadi bisa diangkat. Seandainya pindah kosan juga sepraktis pindahin tenda, merdeka semua anak kost. Di pos 8 bawah, mulai lah dirakit tenda lainnya. Karena disini membawa 2 tenda jadi tinggal ngerakit 1 tenda lagi. Tiap frame alumunium tenda yang dirakit, tiap itu juga rasa dingin nusuk-nusuk ke tulang jari, mati rasa di hawa dingin yang gak tau berapa derajat. Untungnya malam itu gak hujan, jadi masih bisa leluasa buat masak sama beres-beres.
Lelah perjalanan masih belum bisa hilang, diluar tenda suhu semakin dingin yang pedahal baru menunjukan pukul 9. Ingin rasanya keluar tenda lalu ke puncak yang berjarak 10 meter dari tenda untuk melihat pemandangan malam, namun jangankan keluar, kaos kaki buka sedikit aja udah menggigil.
"Cikuray juga salah satu gunung yang paling dingin" tangannya bongkar-bongkar tas
"Iya lah, terserah lu. Napa baru bilang sekarang. Tapi mending capcus aja lah ke puncak" gue mempersiapkan kamera buat dokumentasi
"Dingin, tapi yuk lah ke puncak" timpalnya
Karena ke puncak gak terlalu jauh jadi gak ada salahnya berangkat ke puncak walau dingin. Diatas sudah banyak tenda berdiri, orang-orang sudah persiapan buat sunrise pagi nanti.
"Heeh euy"
"Itu kota apaan ya?"
"Tasik, kayaknya tasik"
"Kalo itu kota apaan ya? Garut yang itu pasti"
Malam itu dirayakan dengan menikmati indahnya view kota dari atas gunung.
Malam itu dirayakan dengan menikmati indahnya view kota dari atas gunung.
Lampu-lampu kota begitu terang dibawah langit malam dingin yang cerah. Bulan bersinar terang disamping bintang yang kelap-kelip. Pemandangan ini persis film Detektif Konan malam hari waktu mengejar Kaito Kit atau film Kimi No Na Wa waktu meteor jatuh ke bumi, antara bumi dan langit begitu bersih kebiruan. Dingin menghalangi kami untuk tetap di puncak, dan memaksa untuk kembali ke tenda. Malamnya semua anggota tim terkena insomnia, cemen memang.
Cahaya bulan memantulkan bayangan apapun yang ada di luar tenda, babi hutan kembali memasuki area camp 8 bawah. Persis disamping tenda tempat gue istirahat ada bayangan babi hutan yang sedang mencari makan, gue yang kala itu dalam keadaan di selimut tebal gak akan bisa berbuat apa-apa bilamana si babi ingin ikut masuk atau nyeruduk tenda, cuman berdoa aja supaya dia pulang dicari emak nya. Pagi hari ternyata diketahui bahwa dibelakang tenda gue itu adalah jalur babi, dan parahnya karena tengah malem si leader mules terus, dia boker di jalur keluar masuk babi, mungkin maksud si babi adalah itu sebuah undangan untuk mabar.
Sunrise Mulai Keluar - www.lunarv2.com |
Terbit Mulai Tinggi - www.lunarv2.com |
Mendaki Gunung Cikuray Bagian 1 : Backpacker VIP Masuk Hutan