Jogjakarta.. tempat terakhir yang gue kunjungi dari perjalanan ini, meski bukan termasuk kedalam wilayah Jawa Timur tetapi kemeriahan acara tahun baru di Jogjakarta termasuk kedalam bucket list travel gue. Yap, banyak orang yang bilang bahwa traveling untuk merayakan tahun baru di Jogjakarta itu sangat-sangat amazing dan gue datang untuk membuktikan hipotesis mereka tersebut *bahasanya pakek hipotesis segala*. Lanjutin cerita dari pas turun dari kereta, kami gak langsung keluar Stasiun Lempuyangan karena punya niat solat, makan dan yang terpenting ngecas dulu di Lempuyangan, iya ada stop kontak di deket tempat duduk tunggu Lempuyangan, jadi ya sekalian aja.
Karena datang pas jam 4 sore jadi solat lalu istirahat dulu di mushola, tapi diluar dugaan juga sore itu hujan lebat di Jogjakarta dan pikiran udah ngarah ke tahun baru yang kacau. Namun berdoa aja lah moga aja tuhan masih berbaik hati untuk menunjukan tahun baru yang keren di Jogjakarta. Hujan masih turun dengan lebat, selagi itu maka sempatkan dulu untuk makan karena waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, iya.. gue di dalem Stasiun Lempuyangan udah hampir 2 jam belum keluar dan masih keluyuran.
"Mas.. mas.. chicken mas.." tawar penjual chicken kepada gue yang lagi liat-liat tempat makan.
"Mas.. makan mas.. ?" tanya penjual lainnya.
"Mas.. makan ? paket 10.000 kumplit.. ini.. ini.. ini.." Tawar pedagang lain sambil nunjuk etalase makanannya.., dan gue berfikir leh uga tapi penasaran liat yang lainnya terutama CFC.
"Anjrit.. mahal CFC nih menunya" Ketika gue liat menu didepan CFC, dan terbesit tentang paket 10.000 itu, balik lagilah kita kesana.. haha...
"Mbak.. jadi deh beli paket ceban.." Pinta gue ke si mbak yang lagi nawari dagangannya depan etalase.
"Oh iya. Mbakkk... ni mau makan..." katanya ke orang yang ada dibalik etalase, gue bingung.. kok dioper sih ? ah nih pasti bakal kasus lagi, haha..
"Pesen berapa ?" tanya si mbak depan etalase ?
"Satu aja dulu, saya mau cas hp dulu" jawab gue, alibi pedahal.. mau tau aja dulu, ini bener 10.000 atau ada harga tersembunyi, haha..
"Mat lu aja dulu makan, mau ngecas dulu gue.. mau nitip cas gak ?" tanya gue ke adek.
"Iya nih, nitip.." sambil nyodorin hp nya.
Strategi gue yaitu ngecas sambil nunggu adek gue beres makan dan bakal gue tanya harga sebenernya berapa ke adek gue pas beres makan. Adek gue makan lumayan lama, gak tau emang nasinya yang banyak atau dia yang males bayar, sampe gue bosen nunggunya. Tapi akhirnya dia beres makan dan nyamperin sambil bawa kresek.
"Apaan tuh ?" tanya gue sambil liat keresek yang dibawa.
"Gorengan" jawab adek gue.
"Bukannya tadi gak ada gorengan di paketannya ya ?" tanya gue lagi.
"Iya gak ada, ini tambahannya" jawabnya.
"Jadi total berapa ?" gue nunggu jawaban ini.
"15.000" jawabnya.
"Kok bisa ?" sudah kuduga pasti melenceng nih.
"Iya, ditambah ini itu" jawab adek gue.
"Beda yang layanin kali.." sudah kuduga, haha..
Gue udah ketipu beberapa kali nih.. udah pengalaman soal ginian, mau Domestik atau Internasional *njirr bahasanya*, udah tau lah.. makanya gue nunggu dulu, yang jadinya gue makan di luar stasiun aja. Jam 8 kita berangkat ke Malioboro, tempat yang pastinya banyak umat dari semua penjuru pulau berkumpul. Gue berani ngomong begini soalnya di luar Lempuyangan udah macet parah ! gila, jangan mau bawa mobil ke Malioboro, susah keluarnya.. mending jalan kaki aja. Begitu juga dompet gue yang berontak pas mau diajak naik Grab Car, haha.. lagian orang bodoh mana yang mau naik Grab Car macet-macet gini. Gue liat dompet yang isinya cuman 2 lembar uang merah dan 1 lembar uang biru, itu pun harus cukup buat pulang berdua dan makan hari itu, edan kan ? Asyiaappp...
Menyusuri jalanan macet, masuk gang yang sama macetnya. Terpampang di pinggiran gang yang merupakan jajaran rumah dengan tulisan "Losmen Murah", "Kamar Kosong", "Masih Ada Kamar Kosong", "Disewakan" dan berbagai quots menggoda untuk akomodasi di tahun baru, memang peluang untuk usaha akomodasi begitu besar dengan mengambil kesempatan kepada wisatawan yang kebingungan untuk memejamkan matanya, tapi bisnis tersebut tidak berlaku untuk gue. Keluar gang, ribut-ribut panggung pertunjukan sudah mulai terdengar pedahal masih jauh dari kata hampir sampai. Suara semakin terdengar keras dan akhirnya terlihatlah panggung dengan banner kuning bertuliskan happy new year 2019 terpampang di background panggung. Jalan Malioboro begitu sesak dengan manusia-manusia tanpa tujuan yang berjalan terus mengikuti manusia lainnya yang berjalan juga mengikuti manusia lain, begitulah terus dan tak tau dimana ujungnya, labil memang tapi inilah tahun baru. Jalan tertutupi oleh manusia yang duduk dan tiduran melihat show dari panggung tahun baru tersebut.
www.lunarv2.com - Pengunjung Banyak Duduk Dijalan |
"Kayaknya sih iya" jawab adek gue.
"Ini masih jam 9, kita jalan dulu ke sana yuk.. biar keliatan produktif kayak orang-orang" pedahal gue penasaran sama tukang tiker yang mendadak milioner.
Berjalan terus mengikuti alur orang-orang yang tanpa tujuan, gabut dan tak berpendirian. Ditengah Jalan Malioboro pun ada sebuah panggung yang berisi show pertunjukan kesenian lokal, kepo sih iya.. tapi percuma, soalnya gak keliatan. Panggungnya terlalu rendah dan juga show tersebut terhalang tihang panggung, males ah, lanjut jalan aja. Kita jalan terus sampe akhirnya sadar bahwa jalan tersebut hampir tak ada ujungnya. Kalo pasar malem pasti bakal nemuin ujung, tapi ini lebih dari pasar malem yang lapaknya hampir tak berujung. Lelah yang menyadarkan kami untuk beristirahat dari jalan tersebut, mencari tempat yang bersih untuk duduk. Berjalan menuju trotoar hingga sampailah di depan hotel dengan restoran mewah, kami duduk di depan kaca besar restoran hotel mewah tanpa memikirkan pemandangan dari konsumen restoran. Disamping kami duduk terdapat banyak orang yang berjajar duduk, hingga adapula satu keluarga yang tidur di trotoar depan restoran tersebut tanpa rasa khawatir apapun. Satpam di depan gerbang parkir hotel pun hanya bisa terdiam karena mungkin sudah lelah memperingatkan atau memaklumi kejadian yang sering terjadi setiap tahun baru.
www.lunarv2.com - Trotoar Depan Restoran Hotel |
"Apa gini rasanya jadi pengemis ? cuman duduk dapet banyak duit ? enak banget kalo gitu, tapi mau-maluin.. eh nggak tau juga kalo mereka, mungkin udah biasa kali.." pikir gue tentang rasanya jadi pengemis.
Malam semakin larut, namun orang-orang semakin banyak memenuhi Jalan Malioboro, gak akan sedikitpun terlihat wajah asli Jalan Malioboro saat tahun baru, sudah seperti pasar di pagi hari, yang penuh sesak oleh orang-orang berbelanja. Halte bus kota pun sudah seperti losmen dadakan, banyak orang tidur. Liat jam lagi, yang kini menunjukan pukul 10.30 sudah jelas itu masih lama, adek gue masih duduk tertidur di trotoar dan gue salut karena dia mampu beradaptasi dibackpackeran pertamanya bersama gue, yang cukup terbilang ekstrim. Kebetulan dia sudah terbangun dan karena gue lapar parah akhirnya mencari tempat makan lesehan yang murah, meski gue sendiri yakin bahwa gak ada tempat makan lesehan yang murah di malam tahun baru. Dari pencarian yang cukup panjang terlihatlah sebuah menu makanan dengan harga yang sedikit.. iya sedikit.. sedikit masuk akal.
"Mas.. pesen menu ini" tunjuk gue ke menu yang dikasihkan ke si mas lesehan
"Lu mau makan gak ?" tanya gue ke adek gue
"Kagak" jawabnya singkat
Memang, dia masih lilir jadi jawabanya singkat padat dan jelas seperti TTS, dan dia juga udah makan sebelumnya di Stasiun Lempuyangan, gak kayak gue yang nahan lapar dari awal sampai ke Jogjakarta. Untung gak punya riwayat maag parah jadi gak ngerepotin backpackeran absurd gue. Datanglah nasi TO anget-anget dengan Tahu panas, Teh Manis serta Sambel pedas yang memacu semangat makan, segini juga udah cukup buat ganjel sampe subuh. Sumpah, satu piring rasanya masih kurang, bukan.. bukan satu piring ! tapi setengah piring ! porsi satu piring yang berkurang di malam tahun baru ! gila bukan main, tahun baru ngegembel itu cuman membawa sengasara kalo gak bawa bekal makanan. Gimana mau bawa bekal makanan, cadangan makanan udah habis di Kota Malang. Beres makan kita memutuskan untuk lihat kembang api dekat dengan Stasiun Tugu namun jalan keluar dari Malioboro sudah padat dengan orang-orang yang ingin juga keluar, dan terjadi dorong-dorongan di pintu masuk yang terdapat disamping panggung utama, terbilang kecil untuk kapasitas ratusan ribu orang, daripada gue pulang bonyok-bonyok mending tetep di Malioboro aja.
Kembang api pertama yang mengawali acara tahun baru telah keluar dan dilanjut dengan kembang api lainnya. Macam-macam tipe kembang api mulai keluar, ada yang Single, Burst, Single-Burst, Variasi dan banyak lagi.
*Duaarrr....*
*Duaaaaaaarrrrr....*
*Duuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrr*
Kembang api meledak rendah diatas kepala penonton, ampas hitamnya jatuh di kepala gue, panas ! anjir panas !
*Duaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrr* kembang api menukik menuju aspal jalan, terlihat sekali. *Waaaaaaaaa* penonton panik dan gue gak panik tapi bingung harus berbuat apa karena gue bukan superman. *Aaaaaaaaaaaaaaa* gue teriak biar situasi makin rame dan biar tahun baru ini semakin berkesan ! Orang-orang sekitar gue pun teriak-teriak, sama gak jelasnya kayak gue.
Dari arah Tugu meluncurlah kembang api yang begitu besar sekali, menandakan puncak dari tahun baru. Penonton pun gak mau kalah dengan meluncurkan smartphone nya ke atas.
"hello guys, happy new year dari gue di Malioboro" kata penonton sekitar gue yang sedang rekaman untuk konten faedahnya, hemmm... faedah ya ?
Kembang api terus meluncur tepat di jam 00.00, gue gak nyangka perjalanan di tahun 2018 bisa sejauh dan se-sukses ini, begitu berkesan. Kembang api itu juga mengakhiri perjalanan gila gue keliling daerah jawa yang kini ditemani adek gue. Ini perjalanan paling berkesan selama tahun 2018 disamping perjanan gila lainnya. Memang mimpi itu perlu diperjuangkan untuk meraihnya, mata mulai basah karena terharu dengan perjalanan ini. Jika dibayangkan diawal sebelum perjalanan, saat merancang jalur utama untuk backpackeran keliling Jawa Timur dan berakhir di Jogjakarta, itu sangat terlihat berat sekali ditambah lagi uang yang minim, hampir dikatakan tidak cukup untuk pergi berdua, tapi apa boleh buat karena takdir sangat mendukung untuk kami melakukan hal gila tersebut, jadinya perjalanan dilakukan.
www.lunarv2.com - Final Tahun BAru Bersama Adek Gue |
"Pokoknya kalem aja, kita bakal tidur nyenyak !" kata gue meyakinkan backpacker muda tentang tempat nyaman untuk merem, meski hati iri melihat orang lain yang tidur nyaman.
"Pake rencana A, tidur di penginapan 15.000 !" kata gue lagi
Gue berani berkata begitu karena menemukan post akomodasi murah di internet yang berada di gang sekitar Malioboro, namun setelah dicari lama akhirnya... tidak ketemu !
"Oke, sekarang mulai bingung. Kita pakai rencana B, tidur di Stasiun" Membanyangkan jalan kaki ke Stasiun Lempuyangan yang begitu jauh hingga melelahkan pikiran gue, dan kala itu gue belum yakin bahwa tidur di Stasiun Lempuyangan itu aman, terutama oleh Security setempat. Tapi mau gimana lagi ? emang mau gadang sampe subuh ? gila !
Dimulailah jalan ke Stasiun, baru sampai persimpangan dekat Pos Polisi hujan turun begitu deras, ampunn.. hujan deras tengah malam. Berteduh di Pos Polisi sambil menunggu hujan reda, namun disitu gue melihat pusat perbelanjaan oleh-oleh yang bertingkat-tingkat berangsur tutup hingga memunculkan sebuah ide untuk tidur depan toko. Mencari tempat yang pas dan hokinya kita menemukan mushola dengan banyak orang tidur, jadi gue gak sendiri dengan penderitaan ini ! alhamdulillah ! Masuk lalu sempil kanan sempil kiri, akhirnya bisa dengan nyaman tidur diatas karpet mushola. Kebanyakan adalah yang tidur di mushola dengan keluarganya, nekat juga. Gue suruh adek tidur biar lebih cepat merubah malam menjadi pagi dan jangan hiraukan barang bawaannya, karena gue yang jaga barang bawaan sampai pagi meski sesekali tidak sengaja tertidur.
Paginya kita berangkat menuju halte untuk berangkat ke Pool Budiman yang ada dekat terminal Giwangan, Malioboro kini sudah terlihat wajah aslinya, tidak seperti tadi malam. Naik bus kota dengan harga 3.500, memakan waktu 30 menit hingga sampai di dalam terminal Giwangan.
www.lunarv2.com - Bus Kota Jogjakarta |
"Santai aja lah, masih banyak bus nya" kata gue yang optimis dan lupa dengan tahun baru.
Setelah makan dan menunggu hampir 2 jam bus Budiman lainnya tidak muncul kembali, kita bingung dan menyusul ke Pool, sungguh tercengang karena tidak ada satupun bus yang berada di Pool. Gue masuk dan bertanya ke tempat ticketing.
"Mas, pesen bus Budiman tujuan Tasik" pinta gue.
"Wah habis semua mas.. paling ada jam 5 sore" jawab petugas tiket.
"Wah ?! Jam 5 sore ?!!" gue kaget.
"Iya, bagaimana mas ?" tanyanya lagi.
"Emang gak bisa langsung naik gitu ?" gue kecewa.
"Gak bisa, harus reservasi" jawabanya yang mengecewakan gue.
Gak.. gak bisa.. gue gak mau terjebak di Jogja ! Kita pergi ke Alfamerit yang tak jauh dari Pool Budiman untuk memikirkan cara pulang, sambil minum air dingin iseng-iseng gue cek KAI Access dan ada kursi untuk kereta Pasundan yang kosong hari ini, berangkat pukul 12 siang.
"Mat ada kosong nih !" teriak gue.
"Tapi cuman satu" jawab adek gue.
"Gapapa, pesen dulu aja yang penting lu bisa pulang" gue gak tega liat adek gue harus nambah 1 hari di Jogja.
Akhirnya tiket sudah didapat meski cuman 1 tempat duduk, berusaha ngecek lagi dan berharap ada penumpang mendadak dapet cuti tambahan atau apa lah sehingga membatalkan tiketnya. Tak lama setelah itu ada 4 kursi kosong dengan cepat isi form pemesanan dan dengan cepat pula kursi tersebut hilang dipesan orang lain. Ah.. sue... keduluan.. Yaudah, gini aja.. kita mandi dulu ke mushola terminal, langsung kita balik ke Lempuyangan. Diperjalanan menuju Lempuyangan gue menemukan kursi kosong dengan pemberangkatan esok hari menggunakan kereta Pasundan Tambahan dengan harga yang sedikit lebih mahal, tanpa pikir panjang gue pesan ! Sebelum sampai ke Lempuyangan kita turun dan bayar dulu bookingan di Indomerit, beres semua lanjut ke Lempuyangan. Di stasiun kita terdiam sambil mengecas handphone.
www.lunarv2.com - Menunggu Sambil Mengecas |
"Lu aja yang pesen" jawabnya.
"Ah elah.." "Mas.. oy..pesen somay 2, disini, campur, pake piring, cepet yak.. ntar dibayar" Teriak gue dibalik pager stasiun.
Saking takutnya gak dibayar, pesenan gue langsung dateng ! makan tanpa beban pikiran dan tanpa sadar juga gue lupa untuk pesen minum. Mana jauh lagi kalo ke warung harus muter dulu, ada teh manis terpajang diatas pagar, gue ngiler dan bingung itu punya siapa, tapi curiga punya si mas somay.
"Mas.. itu teh manis punya mas ?" tanya gue nyeletuk.
"iya" jawabnya.
"berapaan ? darimana ?" jawab gue ngiler.
"5.000 an dari warung depan itu tuh.., mau ?" jawab tukang somay.
"Mau..! pesenin mas" pinta gue.
"Woy.. woy... kiw.." Teriak mas tukang somay ke tukang warung yang ada di seberang jalan dengan memberi isyarat tangan untuk beli 2 gelas es teh dibungkus.
Nunggu lumayan lama, es teh pun datang
"Makasih mas.. mas.." Kata gue ke tukang somay dan es teh sambil nyodorin uang 10.000
Siang itu kereta Pasundan datang tepat waktu, gue yang lagi ngecas hp bersiap mengantar adek gue ke depan gerbang keberangkatan untuk berangkat terlebih dahulu hari itu.
"Kalo ada apa-apa telepon kesini atau kerumah" Sambil gue bawain tas nya.
Dia pamit dan pergi menuju gerbang keberangkatan, kini gue sendiri di Jogjakarta dengan waktu 24 jam dan gak tau harus kemana dan ngapain karena pikiran gue udah lelah. Persiapan dulu aja dengan cas hp sampe penuh terus lanjut jalan-jalan sore di sekitar Malioboro lagi karena gabut. Kini sore hari di Malioboro benar-benar sepi meski keadaan disana ramai, gue sepi gak ada temen jalan lagi kayak kemarin-kemarin, partner gue udah pulang duluan. Pesen nasgor di angkringan dekat mushola tempat kemarin tidur. Harganya lumayan mahal dan rasanya kayak nasi kemarin yang gak diangetin tanpa bumbu apapun, gila ! rugi gue ! gak enak ih parah banget dah ! Mau gak mau, makan harus diberesin meski gak enak. Beres makan lanjut jalan menuju Tugu Jogja, tapi hujan deras turun dan memaksa gue berteduh di Stasiun Tugu. Gue bener-bener lelah, duduk di pojokan Stasiun tugu melihat orang-orang yang menunggu kereta dan istirahat, bukan gue sendiri yang kelelahan disini pikir gue sambil duduk dipojokan karena tubuh yang lemas dan udah sulit digerakan, mungkin kalo tidur sebentar disini gapapa kali ya.. pikir gue, mata lelah tapi gak mau tidur.
Jam 11 malam setelah hujan reda gue paksa berjalan ke Stasiun Lempuyangan untuk tidur disana, tas yang tadinya ringan mendadak jadi sangat berat, kaki pincang sulit diajak jalan namun karena dipaksa akhirnya sampai juga di Lempuyangan dengan keringat yang bercucuran. Berusaha ngeringin keringat yang bercucuran pedahal suhu malam lumayan dingin. Beberkan tas di kursi dan jadikan bantal, akhirnya tertidur lelap di kursi panjang stasiun, beberapa kali lilir dan melihat pengunjung stasiun silih berganti. Subuh gue bangun dan semangat gue kembali terkumpul, pagi yang mengawali akhir perjalanan gue tiba. Gue langsung nyari SPBU untuk mandi, tidak jauh dari stasiun ternyata ada SPBU, namun masih tutup. Gue masuk toilet dan ternyata toilet duduk yang sulit untuk dipake mandi, SPBU masih sepi jadi gue ngerasa gak enak kalo mandi tapi gak izin, terlihat ada bapak-bapak lagi nyapu.
"Pak... ini pada kemana ? kok sepi gini ?" tanya gue
"Iya dek, SPBU ini nanti bukanya jam 7" jawabnya sambil mengakhiri nyapunya.
"Siang amat.. kalo saya numpang buang hajat boleh gak pak ?" tanya gue
"Wah.. saya bukan pegawai SPBU ini, ada lagi pihak lain yang pegang SPBU ini dan nanti datangnya pagi, paling izin ke petugasnya nanti. Bapak kerja buat yang punya tempat ini bukan yang ngelola nya" jawab si bapak sambil memegangi sapu.
"Oh iya pak makasih" gue pergi sambil bingung mau mandi dimana.
Kelilinglah lagi lalu menemukan WC umum depan Stasiun Lempuyangan, akhirnya gue mandi dan bersih-bersih serta ibadah di musholanya sesudah itu lanjut makan dan stay di stasiun untuk bersiap pulang. Kereta Pasundan Tambahan datang tepat waktu, gue mencari tempat duduk dan ternyata duduk diantara banyak orang sunda, serasa udah dirumah dah gue. Ngobrol sana sini sampai bosen, gue pindah ke bordes, dan menemukan orang Garut yang baru pertama kali naik kereta, hadeuh.. Garut euy.
"Ini kereta tiap stasiun berhenti gini sih ?" Dia ngedumel tapi mukanya ngajak stand up.
"Ya iya lah, namanya juga ekonomi mang !" jawab gue.
"Biasanya kalo naik mobil nyampe paling 8 jam, ini dari tadi gak sampe-sampe euy.." katanya lagi.
"Ahaha.. sabar mang !" buset ni orang serius ama bercanda susah dibedain.
Sambil duduk di bordes gue asik ngobrol lagi sama orang sunda yang baru pertama naik kereta itu, obrolan yang ringan dan gak berbobot. Dia bercerita tentang temannya dan gue iya iya aja karena gak tau temennya siapa, cerita tentang tukang cilok, pengalaman, mahasiswa, kampungnya, pokoknya yang gak penting. Bisa bayangin lah, lu denger ceritanya juga gak harus sambil mikir dan itu udah masuk ! ringan banget anjay, ngakak gue..!
Kereta berhenti untuk menunggu bersilang dengan kereta lainnya.
"Pengen udud euy" celetuknya sambil ngeluarin rokok di bordes.
"Jangan disini, pengen diturunin lu sama petugas ? Dibawah aja sono mumpung lagi berhenti keretanya" gue ngasih tau biar dia gak ngeroko di bordes.
"Oh gitu ? dikirain gapapa" jawabnya polos sambil cengar-cengir.
Duh ini orang bego apa emang bego banget sih, depan dia kan ada stiker peringatan jangan merokok di bordes. Kocak hadeuh.. kalo gak dikasih tau itu orang udah ditendang dari kereta tuh.
Kereta hampir sampai di Stasiun Ciamis, gue persiapan dan pamit sama penumpang sebangku gue. Hujan mulai reda ketika memasuki Ciamis dan kereta pun berhenti dengan sempurna di Stasiun Ciamis, *hupppp...* *aahhhh....* gue loncat turun dari kereta dan lembayung sore menyambut kedatangan gue dari akhir perjalanan panjang backpackeran keliling Jakarta, Jawa Timur dan Jogjakarta yang memberi banyak pengalaman, menguras fisik, hati, emosi, senang, suka, duka, dan memberi banyak arti yang tidak akan pernah didapat dimanapun kecuali melakukannya. Memang, ada rasa sedih bahwa perjalanan ini telah berakhir, namun karena ada awal maka ada akhir.
Terimakasih 2018.
www.lunarv2.com - Akhir Perjalanan di Stasiun Ciamis |
"Aku pulang dan aku selamat"-
Cerita Awal Part I : The Introduction, Ciee Nih Yeee..
Sebelumnya Part V : DeJaVu Surabaya