February 2019 - LunarV2 Trip

Tuesday, 26 February 2019

Coret Bucket List Jatim 2018 ! Part VI : Final Trip Jogja dan Waktu Tambahan

Jogjakarta.. tempat terakhir yang gue kunjungi dari perjalanan ini, meski bukan termasuk kedalam  wilayah Jawa Timur tetapi kemeriahan acara tahun baru di Jogjakarta termasuk kedalam bucket list travel gue. Yap, banyak orang yang bilang bahwa traveling untuk merayakan tahun baru di Jogjakarta itu sangat-sangat amazing dan gue datang untuk membuktikan hipotesis mereka tersebut *bahasanya pakek hipotesis segala*. Lanjutin cerita dari pas turun dari kereta, kami gak langsung keluar Stasiun Lempuyangan karena punya niat solat, makan dan yang terpenting ngecas dulu di Lempuyangan, iya ada stop kontak di deket tempat duduk tunggu Lempuyangan, jadi ya sekalian aja.

Karena datang pas jam 4 sore jadi solat lalu istirahat dulu di mushola, tapi diluar dugaan juga sore itu hujan lebat di Jogjakarta dan pikiran udah ngarah ke tahun baru yang kacau. Namun berdoa aja lah moga aja tuhan masih berbaik hati untuk menunjukan tahun baru yang keren di Jogjakarta. Hujan masih turun dengan lebat, selagi itu maka sempatkan dulu untuk makan karena waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, iya.. gue di dalem Stasiun Lempuyangan udah hampir 2 jam belum keluar dan masih keluyuran.

"Mas.. mas.. chicken mas.." tawar penjual chicken kepada gue yang lagi liat-liat tempat makan.
"Mas.. makan mas.. ?" tanya penjual lainnya.
"Mas.. makan ? paket 10.000 kumplit.. ini.. ini.. ini.." Tawar pedagang lain sambil nunjuk etalase makanannya.., dan gue berfikir leh uga tapi penasaran liat yang lainnya terutama CFC.

"Anjrit.. mahal CFC nih menunya" Ketika gue liat menu didepan CFC, dan terbesit tentang paket 10.000 itu, balik lagilah kita kesana.. haha...
"Mbak.. jadi deh beli paket ceban.." Pinta gue ke si mbak yang lagi nawari dagangannya depan etalase.
"Oh iya. Mbakkk... ni mau makan..." katanya ke orang yang ada dibalik etalase, gue bingung.. kok dioper sih ? ah nih pasti bakal kasus lagi, haha..
"Pesen berapa ?" tanya si mbak depan etalase ?
"Satu aja dulu, saya mau cas hp dulu" jawab gue, alibi pedahal.. mau tau aja dulu, ini bener 10.000 atau ada harga tersembunyi, haha..
"Mat lu aja dulu makan, mau ngecas dulu gue.. mau nitip cas gak ?" tanya gue ke adek.
"Iya nih, nitip.." sambil nyodorin hp nya.

Strategi gue yaitu ngecas sambil nunggu adek gue beres makan dan bakal gue tanya harga sebenernya berapa ke adek gue pas beres makan. Adek gue makan lumayan lama, gak tau emang nasinya yang banyak atau dia yang males bayar, sampe gue bosen nunggunya. Tapi akhirnya dia beres makan dan nyamperin sambil bawa kresek.

"Apaan tuh ?" tanya gue sambil liat keresek yang dibawa.
"Gorengan" jawab adek gue.
"Bukannya tadi gak ada gorengan di paketannya ya ?" tanya gue lagi.
"Iya gak ada, ini tambahannya" jawabnya.
"Jadi total berapa ?" gue nunggu jawaban ini.
"15.000" jawabnya.
"Kok bisa ?" sudah kuduga pasti melenceng nih.
"Iya, ditambah ini itu" jawab adek gue.
"Beda yang layanin kali.." sudah kuduga, haha..

Gue udah ketipu beberapa kali nih.. udah pengalaman soal ginian, mau Domestik atau Internasional *njirr bahasanya*, udah tau lah.. makanya gue nunggu dulu, yang jadinya gue makan di luar stasiun aja. Jam 8 kita berangkat ke Malioboro, tempat yang pastinya banyak umat dari semua penjuru pulau berkumpul. Gue berani ngomong begini soalnya di luar Lempuyangan udah macet parah ! gila, jangan mau bawa mobil ke Malioboro, susah keluarnya.. mending jalan kaki aja. Begitu juga dompet gue yang berontak pas mau diajak naik Grab Car, haha.. lagian orang bodoh mana yang mau naik Grab Car macet-macet gini. Gue liat dompet yang isinya cuman 2 lembar uang merah dan 1 lembar uang biru, itu pun harus cukup buat pulang berdua dan makan hari itu, edan kan ? Asyiaappp...

Menyusuri jalanan macet, masuk gang yang sama macetnya. Terpampang di pinggiran gang yang merupakan jajaran rumah dengan tulisan "Losmen Murah", "Kamar Kosong", "Masih Ada Kamar Kosong", "Disewakan" dan berbagai quots menggoda untuk akomodasi di tahun baru, memang peluang untuk usaha akomodasi begitu besar dengan mengambil kesempatan kepada wisatawan yang kebingungan untuk memejamkan matanya, tapi bisnis tersebut tidak berlaku untuk gue. Keluar gang, ribut-ribut panggung pertunjukan sudah mulai terdengar pedahal masih jauh dari kata hampir sampai. Suara semakin terdengar keras dan akhirnya terlihatlah panggung dengan banner kuning bertuliskan happy new year 2019 terpampang di background panggung. Jalan Malioboro begitu sesak dengan manusia-manusia tanpa tujuan yang berjalan terus mengikuti manusia lainnya yang berjalan juga mengikuti manusia lain, begitulah terus dan tak tau dimana ujungnya, labil memang tapi inilah tahun baru. Jalan tertutupi oleh manusia yang duduk dan tiduran melihat show dari panggung tahun baru tersebut.

www.lunarv2.com - Pengunjung Banyak Duduk Dijalan
"Banyak amat orang duduk, itu orang dapet tiker dari mana sih ? kok sama semua ? apa rundingan dulu mereka yak sebelum kesini ?" gue menggelengkan kepala sambil mencari tukang tiker yang pastinya laris manis disabet pembeli.
"Kayaknya sih iya" jawab adek gue.
"Ini masih jam 9, kita jalan dulu ke sana yuk.. biar keliatan produktif kayak orang-orang" pedahal gue penasaran sama tukang tiker yang mendadak milioner.

Berjalan terus mengikuti alur orang-orang yang tanpa tujuan, gabut dan tak berpendirian. Ditengah Jalan Malioboro pun ada sebuah panggung yang berisi show pertunjukan kesenian lokal, kepo sih iya.. tapi percuma, soalnya gak keliatan. Panggungnya terlalu rendah dan juga show tersebut terhalang tihang panggung, males ah, lanjut jalan aja. Kita jalan terus sampe akhirnya sadar bahwa jalan tersebut hampir tak ada ujungnya. Kalo pasar malem pasti bakal nemuin ujung, tapi ini lebih dari pasar malem yang lapaknya hampir tak berujung. Lelah yang menyadarkan kami untuk beristirahat dari jalan tersebut, mencari tempat yang bersih untuk duduk. Berjalan menuju trotoar hingga sampailah di depan hotel dengan restoran mewah, kami duduk di depan kaca besar restoran hotel mewah tanpa memikirkan pemandangan dari konsumen restoran. Disamping kami duduk terdapat banyak orang yang berjajar duduk, hingga adapula satu keluarga yang tidur di trotoar depan restoran tersebut tanpa rasa khawatir apapun. Satpam di depan gerbang parkir hotel pun hanya bisa terdiam karena mungkin sudah lelah memperingatkan atau memaklumi kejadian yang sering terjadi setiap tahun baru.

www.lunarv2.com - Trotoar Depan Restoran Hotel
Adek gue terlihat ngantuk dan gue biarkan dia tertidur bersama yang lainnya, gue terjaga sendiri di malam menuju acara puncak tahun baru yang akan berlangsung sekitar 2 jam lagi. Lalu-lalang orang depan gue yang sedang duduk meringkuk di trotoar, mereka tidak menghiraukan berapa banyaknya orang yang sedang duduk dan tertidur di sepanjang jalan yang dilewatinya. Membuat gue berfikir tentang kalo jadi pengemis,

"Apa gini rasanya jadi pengemis ? cuman duduk dapet banyak duit ? enak banget kalo gitu, tapi mau-maluin.. eh nggak tau juga kalo mereka, mungkin udah biasa kali.." pikir gue tentang rasanya jadi pengemis.

Malam semakin larut, namun orang-orang semakin banyak memenuhi Jalan Malioboro, gak akan sedikitpun terlihat wajah asli Jalan Malioboro saat tahun baru, sudah seperti pasar di pagi hari, yang penuh sesak oleh orang-orang berbelanja. Halte bus kota pun sudah seperti losmen dadakan, banyak orang tidur. Liat jam lagi, yang kini menunjukan pukul 10.30 sudah jelas itu masih lama, adek gue masih duduk tertidur di trotoar dan gue salut karena dia mampu beradaptasi dibackpackeran pertamanya bersama gue, yang cukup terbilang ekstrim. Kebetulan dia sudah terbangun dan karena gue lapar parah akhirnya mencari tempat makan lesehan yang murah, meski gue sendiri yakin bahwa gak ada tempat makan lesehan yang murah di malam tahun baru. Dari pencarian yang cukup panjang terlihatlah sebuah menu makanan dengan harga yang sedikit.. iya sedikit.. sedikit masuk akal.

"Mas.. pesen menu ini" tunjuk gue ke menu yang dikasihkan ke si mas lesehan
"Lu mau makan gak ?" tanya gue ke adek gue
"Kagak" jawabnya singkat

Memang, dia masih lilir jadi jawabanya singkat padat dan jelas seperti TTS, dan dia juga udah makan sebelumnya di Stasiun Lempuyangan, gak kayak gue yang nahan lapar dari awal sampai ke Jogjakarta. Untung gak punya riwayat maag parah jadi gak ngerepotin backpackeran absurd gue. Datanglah nasi TO anget-anget dengan Tahu panas, Teh Manis serta Sambel pedas yang memacu semangat makan, segini juga udah cukup buat ganjel sampe subuh. Sumpah, satu piring rasanya masih kurang, bukan.. bukan satu piring ! tapi setengah piring ! porsi satu piring yang berkurang di malam tahun baru ! gila bukan main, tahun baru ngegembel itu cuman membawa sengasara kalo gak bawa bekal makanan. Gimana mau bawa bekal makanan, cadangan makanan udah habis di Kota Malang. Beres makan kita memutuskan untuk lihat kembang api dekat dengan Stasiun Tugu namun jalan keluar dari Malioboro sudah padat dengan orang-orang yang ingin juga keluar, dan terjadi dorong-dorongan di pintu masuk yang terdapat disamping panggung utama, terbilang kecil untuk kapasitas ratusan ribu orang, daripada gue pulang bonyok-bonyok mending tetep di Malioboro aja.

Kembang api pertama yang mengawali acara tahun baru telah keluar dan dilanjut dengan kembang api lainnya. Macam-macam tipe kembang api mulai keluar, ada yang Single, Burst, Single-Burst, Variasi dan banyak lagi.
*Duaarrr....*
*Duaaaaaaarrrrr....*
*Duuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrr*
Kembang api meledak rendah diatas kepala penonton, ampas hitamnya jatuh di kepala gue, panas ! anjir panas !
*Duaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrr* kembang api menukik menuju aspal jalan, terlihat sekali. *Waaaaaaaaa* penonton panik dan gue gak panik tapi bingung harus berbuat apa karena gue bukan superman. *Aaaaaaaaaaaaaaa* gue teriak biar situasi makin rame dan biar tahun baru ini semakin berkesan ! Orang-orang sekitar gue pun teriak-teriak, sama gak jelasnya kayak gue.

Dari arah Tugu meluncurlah kembang api yang begitu besar sekali, menandakan puncak dari tahun baru. Penonton pun gak mau kalah dengan meluncurkan smartphone nya ke atas.

"hello guys, happy new year dari gue di Malioboro" kata penonton sekitar gue yang sedang rekaman untuk konten faedahnya, hemmm... faedah ya ?

Kembang api terus meluncur tepat di jam 00.00, gue gak nyangka perjalanan di tahun 2018 bisa sejauh dan se-sukses ini, begitu berkesan. Kembang api itu juga mengakhiri perjalanan gila gue keliling daerah jawa yang kini ditemani adek gue. Ini perjalanan paling berkesan selama tahun 2018 disamping perjanan gila lainnya. Memang mimpi itu perlu diperjuangkan untuk meraihnya, mata mulai basah karena terharu dengan perjalanan ini. Jika dibayangkan diawal sebelum perjalanan, saat merancang jalur utama untuk backpackeran keliling Jawa Timur dan berakhir di Jogjakarta, itu sangat terlihat berat sekali ditambah lagi uang yang minim, hampir dikatakan tidak cukup untuk pergi berdua, tapi apa boleh buat karena takdir sangat mendukung untuk kami melakukan hal gila tersebut, jadinya perjalanan dilakukan.

www.lunarv2.com - Final Tahun BAru Bersama Adek Gue
Pukul 1 dini hari, kembang api sudah semakin sedikit meski ada beberapa masih meledak-ledak dilangit Jogjakarta. Kita duduk diatas batu-batu bulat yang berjajar disamping trotoar melihat orang-orang pulang ke rumah dan penginapannya masing-masing. Dibalik itu kita menunggu orang yang meninggalkan tikarnya dengan ikhlas di jalanan, namun hal tersebut nihil karena tidak ada seorangpun yang ikhlas tikarnya ditinggalkan sendirian dengan keadaan dingin di jalanan, yang pasti sayang mahal beli nya ! Bingung mau tidur dimana, karena jagoan gembel ini tidak menyewa penginapan apapun.

"Pokoknya kalem aja, kita bakal tidur nyenyak !" kata gue meyakinkan backpacker muda tentang tempat nyaman untuk merem, meski hati iri melihat orang lain yang tidur nyaman.
"Pake rencana A, tidur di penginapan 15.000 !" kata gue lagi

Gue berani berkata begitu karena menemukan post akomodasi murah di internet yang berada di gang sekitar Malioboro, namun setelah dicari lama akhirnya... tidak ketemu !

"Oke, sekarang mulai bingung. Kita pakai rencana B, tidur di Stasiun" Membanyangkan jalan kaki ke Stasiun Lempuyangan yang begitu jauh hingga melelahkan pikiran gue, dan kala itu gue belum yakin bahwa tidur di Stasiun Lempuyangan itu aman, terutama oleh Security setempat. Tapi mau gimana lagi ? emang mau gadang sampe subuh ? gila !

Dimulailah jalan ke Stasiun, baru sampai persimpangan dekat Pos Polisi hujan turun begitu deras, ampunn.. hujan deras tengah malam. Berteduh di Pos Polisi sambil menunggu hujan reda, namun disitu gue melihat pusat perbelanjaan oleh-oleh yang bertingkat-tingkat berangsur tutup hingga memunculkan sebuah ide untuk tidur depan toko. Mencari tempat yang pas dan hokinya kita menemukan mushola dengan banyak orang tidur, jadi gue gak sendiri dengan penderitaan ini ! alhamdulillah ! Masuk lalu sempil kanan sempil kiri, akhirnya bisa dengan nyaman tidur diatas karpet mushola. Kebanyakan adalah yang tidur di mushola dengan keluarganya, nekat juga. Gue suruh adek tidur biar lebih cepat merubah malam menjadi pagi dan jangan hiraukan barang bawaannya, karena gue yang jaga barang bawaan sampai pagi meski sesekali tidak sengaja tertidur.

Paginya kita berangkat menuju halte untuk berangkat ke Pool Budiman yang ada dekat terminal Giwangan, Malioboro kini sudah terlihat wajah aslinya, tidak seperti tadi malam. Naik bus kota dengan harga 3.500, memakan waktu 30 menit hingga sampai di dalam terminal Giwangan.

www.lunarv2.com - Bus Kota Jogjakarta
Kita makan soto dulu di terminal, terlihat bus Budiman jurusan Yogya-Tasik melintas didepan kita dan ngetem lama diujung terminal.

"Santai aja lah, masih banyak bus nya" kata gue yang optimis dan lupa dengan tahun baru.

Setelah makan dan menunggu hampir 2 jam bus Budiman lainnya tidak muncul kembali, kita bingung dan menyusul ke Pool, sungguh tercengang karena tidak ada satupun bus yang berada di Pool. Gue masuk dan bertanya ke tempat ticketing.

"Mas, pesen bus Budiman tujuan Tasik" pinta gue.
"Wah habis semua mas.. paling ada jam 5 sore" jawab petugas tiket.
"Wah ?! Jam 5 sore ?!!" gue kaget.
"Iya, bagaimana mas ?" tanyanya lagi.
"Emang gak bisa langsung naik gitu ?" gue kecewa.
"Gak bisa, harus reservasi" jawabanya yang mengecewakan gue.

Gak.. gak bisa.. gue gak mau terjebak di Jogja ! Kita pergi ke Alfamerit yang tak jauh dari Pool Budiman untuk memikirkan cara pulang, sambil minum air dingin iseng-iseng gue cek KAI Access dan ada kursi untuk kereta Pasundan yang kosong hari ini, berangkat pukul 12 siang.

"Mat ada kosong nih !" teriak gue.
"Tapi cuman satu" jawab adek gue.
"Gapapa, pesen dulu aja yang penting lu bisa pulang" gue gak tega liat adek gue harus nambah 1 hari di Jogja.

Akhirnya tiket sudah didapat meski cuman 1 tempat duduk, berusaha ngecek lagi dan berharap ada penumpang mendadak dapet cuti tambahan atau apa lah sehingga membatalkan tiketnya. Tak lama setelah itu ada 4 kursi kosong dengan cepat isi form pemesanan dan dengan cepat pula kursi tersebut hilang dipesan orang lain. Ah.. sue... keduluan.. Yaudah, gini aja.. kita mandi dulu ke mushola terminal, langsung kita balik ke Lempuyangan. Diperjalanan menuju Lempuyangan gue menemukan kursi kosong dengan pemberangkatan esok hari menggunakan kereta Pasundan Tambahan dengan harga yang sedikit lebih mahal, tanpa pikir panjang gue pesan ! Sebelum sampai ke Lempuyangan kita turun dan bayar dulu bookingan di Indomerit, beres semua lanjut ke Lempuyangan. Di stasiun kita terdiam sambil mengecas handphone.

www.lunarv2.com - Menunggu Sambil Mengecas
"Wah ada tukang somay tuh, lapar nih pesen dulu sana" suruh gue ke adek.
"Lu aja yang pesen" jawabnya.
"Ah elah.." "Mas.. oy..pesen somay 2, disini, campur, pake piring, cepet yak.. ntar dibayar" Teriak gue dibalik pager stasiun.

Saking takutnya gak dibayar, pesenan gue langsung dateng ! makan tanpa beban pikiran dan tanpa sadar juga gue lupa untuk pesen minum. Mana jauh lagi kalo ke warung harus muter dulu, ada teh manis terpajang diatas pagar, gue ngiler dan bingung itu punya siapa, tapi curiga punya si mas somay.

"Mas.. itu teh manis punya mas ?" tanya gue nyeletuk.
"iya" jawabnya.
"berapaan ? darimana ?" jawab gue ngiler.
"5.000 an dari warung depan itu tuh.., mau ?" jawab tukang somay.
"Mau..! pesenin mas" pinta gue.
"Woy.. woy... kiw.." Teriak mas tukang somay ke tukang warung yang ada di seberang jalan dengan memberi isyarat tangan untuk beli 2 gelas es teh dibungkus.

Nunggu lumayan lama, es teh pun datang

"Makasih mas.. mas.." Kata gue ke tukang somay dan es teh sambil nyodorin uang 10.000

Siang itu kereta Pasundan datang tepat waktu, gue yang lagi ngecas hp bersiap mengantar adek gue ke depan gerbang keberangkatan untuk berangkat terlebih dahulu hari itu.

"Kalo ada apa-apa telepon kesini atau kerumah" Sambil gue bawain tas nya.

Dia pamit dan pergi menuju gerbang keberangkatan, kini gue sendiri di Jogjakarta dengan waktu 24 jam dan gak tau harus kemana dan ngapain karena pikiran gue udah lelah. Persiapan dulu aja dengan cas hp sampe penuh terus lanjut jalan-jalan sore di sekitar Malioboro lagi karena gabut. Kini sore hari di Malioboro benar-benar sepi meski keadaan disana ramai, gue sepi gak ada temen jalan lagi kayak kemarin-kemarin, partner gue udah pulang duluan. Pesen nasgor di angkringan dekat mushola tempat kemarin tidur. Harganya lumayan mahal dan rasanya kayak nasi kemarin yang gak diangetin tanpa bumbu apapun, gila ! rugi gue ! gak enak ih parah banget dah ! Mau gak mau, makan harus diberesin meski gak enak. Beres makan lanjut jalan menuju Tugu Jogja, tapi hujan deras turun dan memaksa gue berteduh di Stasiun Tugu. Gue bener-bener lelah, duduk di pojokan Stasiun tugu melihat orang-orang yang menunggu kereta dan istirahat, bukan gue sendiri yang kelelahan disini pikir gue sambil duduk dipojokan karena tubuh yang lemas dan udah sulit digerakan, mungkin kalo tidur sebentar disini gapapa kali ya.. pikir gue, mata lelah tapi gak mau tidur.


Jam 11 malam setelah hujan reda gue paksa berjalan ke Stasiun Lempuyangan untuk tidur disana, tas yang tadinya ringan mendadak jadi sangat berat, kaki pincang sulit diajak jalan namun karena dipaksa akhirnya sampai juga di Lempuyangan dengan keringat yang bercucuran. Berusaha ngeringin keringat yang bercucuran pedahal suhu malam lumayan dingin. Beberkan tas di kursi dan jadikan bantal, akhirnya tertidur lelap di kursi panjang stasiun, beberapa kali lilir dan melihat pengunjung stasiun silih berganti. Subuh gue bangun dan semangat gue kembali terkumpul, pagi yang mengawali akhir perjalanan gue tiba. Gue langsung nyari SPBU untuk mandi, tidak jauh dari stasiun ternyata ada SPBU, namun masih tutup. Gue masuk toilet dan ternyata toilet duduk yang sulit untuk dipake mandi, SPBU masih sepi jadi gue ngerasa gak enak kalo mandi tapi gak izin, terlihat ada bapak-bapak lagi nyapu.

"Pak... ini pada kemana ? kok sepi gini ?" tanya gue
"Iya dek, SPBU ini nanti bukanya jam 7" jawabnya sambil mengakhiri nyapunya.
"Siang amat.. kalo saya numpang buang hajat boleh gak pak ?" tanya gue
"Wah.. saya bukan pegawai SPBU ini, ada lagi pihak lain yang pegang SPBU ini dan nanti datangnya pagi, paling izin ke petugasnya nanti. Bapak kerja buat yang punya tempat ini bukan yang ngelola nya" jawab si bapak sambil memegangi sapu.
"Oh iya pak makasih" gue pergi sambil bingung mau mandi dimana.

Kelilinglah lagi lalu menemukan WC umum depan Stasiun Lempuyangan, akhirnya gue mandi dan bersih-bersih serta ibadah di musholanya sesudah itu lanjut makan dan stay di stasiun untuk bersiap pulang. Kereta Pasundan Tambahan datang tepat waktu, gue mencari tempat duduk dan ternyata duduk diantara banyak orang sunda, serasa udah dirumah dah gue. Ngobrol sana sini sampai bosen, gue pindah ke bordes, dan menemukan orang Garut yang baru pertama kali naik kereta, hadeuh.. Garut euy.

"Ini kereta tiap stasiun berhenti gini sih ?" Dia ngedumel tapi mukanya ngajak stand up.
"Ya iya lah, namanya juga ekonomi mang !" jawab gue.
"Biasanya kalo naik mobil nyampe paling 8 jam, ini dari tadi gak sampe-sampe euy.." katanya lagi.
"Ahaha.. sabar mang !" buset ni orang serius ama bercanda susah dibedain.

Sambil duduk di bordes gue asik ngobrol lagi sama orang sunda yang baru pertama naik kereta itu, obrolan yang ringan dan gak berbobot. Dia bercerita tentang temannya dan gue iya iya aja karena gak tau temennya siapa, cerita tentang tukang cilok, pengalaman, mahasiswa, kampungnya, pokoknya yang gak penting. Bisa bayangin lah, lu denger ceritanya juga gak harus sambil mikir dan itu udah masuk ! ringan banget anjay, ngakak gue..!

Kereta berhenti untuk menunggu bersilang dengan kereta lainnya.

"Pengen udud euy" celetuknya sambil ngeluarin rokok di bordes.
"Jangan disini, pengen diturunin lu sama petugas ? Dibawah aja sono mumpung lagi berhenti keretanya" gue ngasih tau biar dia gak ngeroko di bordes.
"Oh gitu ? dikirain gapapa" jawabnya polos sambil cengar-cengir.

Duh ini orang bego apa emang bego banget sih, depan dia kan ada stiker peringatan jangan merokok di bordes. Kocak hadeuh.. kalo gak dikasih tau itu orang udah ditendang dari kereta tuh.

Kereta hampir sampai di Stasiun Ciamis, gue persiapan dan pamit sama penumpang sebangku gue. Hujan mulai reda ketika memasuki Ciamis dan kereta pun berhenti dengan sempurna di Stasiun Ciamis, *hupppp...* *aahhhh....* gue loncat turun dari kereta dan lembayung sore menyambut kedatangan gue dari akhir perjalanan panjang backpackeran keliling Jakarta, Jawa Timur dan Jogjakarta yang memberi banyak pengalaman, menguras fisik, hati, emosi, senang, suka, duka, dan memberi banyak arti yang tidak akan pernah didapat dimanapun kecuali melakukannya. Memang, ada rasa sedih bahwa perjalanan ini telah berakhir, namun karena ada awal maka ada akhir.

Terimakasih 2018.

www.lunarv2.com - Akhir Perjalanan di Stasiun Ciamis

"Aku pulang dan aku selamat"-

Cerita Awal Part I : The Introduction, Ciee Nih Yeee..
Sebelumnya Part V : DeJaVu Surabaya

Sunday, 17 February 2019

Coret Bucket List Jatim 2018 ! Part V : DeJaVu Surabaya

Hoammm... Bangun ditempat yang gak biasanya, aneh. Baru kali ini gue ngerasa marmer yang empuk dan emperan yang sejuk. Perlahan kelopak mata malas ini dibuka, pemandangan tak biasa terlihat semakin jelas. Langit-langit yang biasanya adalah atap dengan sarang laba-laba menggantung, kini menjadi sebuah Vinyl bercorak kayu dengan Ambiance Lighting. Udara dingin yang biasanya menusuk tenggorokan kini menjadi udara sejuk yang merayu untuk tetap tidur, gila ! kapan gue biasa gembel-gembelan kayak gini ! Bukan mimpi, masih bukan mimpi ! ketika mencoba pencet jerawat rindu di bawah dagu untuk memastikan bukan mimpi, sakit !

Pagi yang kini diawali dengan sangat berbeda, tidak seperti sebelumnya yang pagi hari diawali dengan memijit punggung karena ubin masjid yang keras dan dingin. Cuci muka, kaki, tangan, memang seperti ritual akan tidur tapi bukan, ini adalah ritual gue sebelum menyantap hidangan gratis dari hostel, ritual yang mungkin sangat direkomendasikan oleh petugas kesehatan. Roti, krim green tea, margarin, meises, kopi, gula, capek gue sebutin satu-persatu, sudah tersedia diatas meja makan. Lezat ! Mulai memanggang roti lalu mengoleskan berbagai krim yang ada di meja, termasuk krim panu buatan klinik tong fang biar tambah jos.. Televisi yang dibracket di dinding mulai menyuguhkan berita paginya. Suasana ini seperti tidak asing, memang tidak asing, sebuah DeJaVu melintas namun tak bisa diterjemahkan, biarkan sajalah.. agar tak merusak liburan gue ini. Teh manis habis dan memulai untuk mandi agar tidak terlalu siang buat jalan-jalan, pedahal aslinya jam udah menunjukan pukul 09.00 , gue memanfaatkan momen ini untuk tidur lebih lama karena jarang-jarang gue bisa bangun siang kalo ngegembel, yang ada gue diusir imam masjid atau satpam stasiun kalo molor sampai siang, dan inilah momen terbaik untuk menikmatinya, hoho..

www.lunarv2.com - Teh Untuk Mengawali Pagi
Semua beres, tali sepatu sudah terikat erat, didepan hostel langit cerah menanti dan..

"SELAMAT PAGI SURABAYAAAA!!!!"

"Oy.., oy..."
Suara orang manggil, tapi gak ada orangnya..
"Oy.. oy.."
Gue lirik kanan-kiri nyari yang manggil
"Oy.. oy.." Suara tersebut dari loteng rumah orang

Ternyata seorang jawa tulen dengan warna kulit kecoklatan pake banget yang lagi manggil gue dari atap rumahnya, gak tau maksudnya apa.. tapi mungkin ngajak petak umpet.

"Woy boss... !!!" gue balik nyapa
"Foto oy.. mas, hehe..!!!" teriaknya minta photo, karena gue bawa kamera
"Oke, 1.. 2.. 3.." teriak gue sambil ngarahin kamera yang mati ke mukanya.
*cekreekkkk...*
"Udah coy !!!" teriak gue cengengesan
"Oke, makasih bro...!!" teriaknya tanpa mikir
"Sama-sama" sengklek tuh orang, minta photo tapi gak minta hasil, gue masih cengengesan ngibulin dia.

Jalan-jalan gak jelas mau kemana, ada jalan mulus.. lewatin.., ada terowongan.. masukin.., ada cewek candik dikit.. faallaawww..., ada kapal selam.. kok ada kapal selam di tengah kota ? datengin ! Tempat wisata yang pertama didatengin di Surabaya pertama kali adalah Monumen Kapal Selam, monumen yang terletak didekat Stasiun Gubeng ini memang keren untuk dikunjungi. Gak tau gimana caranya kapal selam itu bisa berada ditengah kota, apakah jatuh dari helikopter atau terbawa arus sungai , yang pasti gue pingin kesana.

"Berapa per orangnya mbak ?"
"15.000/orang" jawabnya

www.lunarv2.com - Tiket Masuk Ke Kapal Selam
"Murah juga untuk sekelas backpacker" itu merupakan kata yang pas untuk menggambarkan harga tiket masuk, kapal selam hijau yang membentang panjang dengan nomor 410 lengkap dengan torpedo merahnya kini sudah ada didepan mata gue, gak kebayang gedenya. Pintu masuk ke kapal selam berada disamping tengah kapal. Gue agak ragu tentang keaslian kapal selam ini, sebab masa iya kapal selam ada pintu disampingnya, bocor dong..!! Gue naik dan didalam kapal selam ada pemandunya.

"Mbak, kok pintunya disamping kapal ? apa gak bakal bocor ? ini kapalnya asli atau replika ?" pertanyaan gue yang sedikit gila bertubi.
"Ini asli, pintu disamping sebab biar pengunjung mudah masuk kedalam kapal dan bisa melihat dari awal kapal hingga akhir (ekor kapal)" jawabnya
"Oh gitu ya" gue singkat menjawabnya karena pertanyaan gue terjawab semua
"Kalau mau liat proses pemindahan kapalnya nanti ada film dibagian diorama jam 12 siang" jawabnya lagi
"Oh gitu, oke !" gue semangat

Isi kapal selam tuh besi semua, gak ada triplek atau tembok, lengah sedikit pala bisa benjol atau dengkul bisa memar. Gak kebayang dah seharian didalem kapal, pasti panas banget ! gue masuk aja udah keringetan terus, itu juga udah pake AC apalagi kalo gak pake, pasti panas. Tapi kapal selam yang sebenernya sih gak pake AC (jaman dulu) gak tau kalo kapal selam modern. Tempat tidur prajuritnya sempit banget, udah kayak bukan tempat tidur menurut gue mah, paling bagus tempat tidur perwira tapi gak sebagus tempat tidur gue di emperan, pokoknya ah this is hell, makanya buat kalian yang baca artikel gue harus bangga sama pahlawan kalian, perjuangannya itu yang harus dibanggain.

www.lunarv2.com - Ruangan Kapal Selam
Lorongnya panjang dan gue harus bungkuk-bungkuk buat pindah ruangan, maklum serba sempit didalem kapal selamnya. Ada toilet tapi cuman 1 dan itu juga kecil banget, coba bayangin didalem kapal selam ada lebih dari 5 awak dan cuman ada 1 WC kecil, kira-kira maksimal waktu didalem WC harus berapa menit tiap orangnya ? itung sendiri gue mah ogah.

www.lunarv2.com - Pintu Pindah Antar Lorong
www.lunarv2.com - WC Kapal Selam
Bersyukur gue bisa keluar, habis itu pergi ke diorama tapi sebenernya bukan diorama sih soalnya tempat tersebut adalah bioskop kecil yang ada di daerah monumen kapal selam untuk nampilin film tentang kapal selam tersebut beserta pemindahannya dengan tujuan membangkitkan semangat juang pemuda masa kini. Dan gue baru tau bahwa pemindahannya itu bukan dihanyutin di sungai samping monumen, lewat helikopter atau pake kantong Doraemon tetapi yang pasti mindahinya itu dengan cara dibongkar dan disusun lagi ditengah kota.

www.lunarv2.com - Ruang Pemutaran Video Sejarah
Ada aja yang buat gue ngakak, di tempat Monumen Kapal selam itu ada tempat berenang buat anak kecil, iya buat berenang. Gak kepikiran gue ada kolam renang belakang Kapal Selam, lalu ada orang mancing di sungai dan dia masuknya lewat gerbang Monumen Kapal Selam, rela bayar demi mancing gratis, ngakak gue liatnya. Saking ngakaknya gue pinginlanjut jalan-jalan, jalan-jalan di kota Surabaya kebanyakan gedung yang memang bersih tiap jalannya tapi sepi ! Awalnya gue suka banget jalan-jalan di kota yang sekelilingnya gedung tapi lama kelamaan gue jadi bosen juga dan ngeri, ngeri kalo ada culik gimana ? wkwk.. Suroboyo Bus melintas dan gue pernah baca bahwa bus itu gretong, iya.. gretong, berdirilah gue di halte yang cuman ada gue dan bapak-bapak doang, saking sepi nya kota ini, oh ya tuhan.

"Pak bener bus Suroboyo gratis ?"
"Iya, bayarnya pake botol aqui yang sedeng 5, kalo yang gede 3" jawabnya
"Kalo gak bawa gimana" jawab gue tolol
"Gak bisa harus bawa" jawabnya lagi

Bus datang dan bapak-bapak tersebut naik..

"Mas.. Mas... Ih mas.." Teriak cewek-cewek kurang obat keluar dari bus
"Buat modal nikah ya mas !!" Cewek-cewek itu terus menggoda petugas Suroboyo Bus yang lagi bertugas mengecek Check Point bus di Halte.

gue datang buat nyelamatkan petugas tersebut dari cewek absurt penggila brondong.

"Mas, emang kalo mau numpang bus harus bayar pake botol aqui ya ?" gue nanya ke petugasnya
"Iya, harus pake itu"jawabnya
"Kalo gak ada ? bisa pake uang ?" tanya gue
"Oh.. Maaf mas gak bisa, soalnya bus ini punya pemerintah dan dipantau langsung, jadi gak bisa pakai uang" jawabnya
"Oke deh" gue ngerti

Yang gue kagak ngerti itu si cewek ngegodain mulu si petugas cowok. Bus berangkat dan menyisakan gue, adek gue beserta sekelompok cewek absurt di halte, hadeuh gue jadi takut dan memutuskan buat jalan kaki aja lah. Kota Surabaya mengingatkan gue sama Singapore, persis.. ini kayak DeJaVu, jalan trotoar yang dibeton rapih disamping jalan aspal yang rata dengan marka jalan yang putih, gedung-gedung menjulang tinggi, gak ada warung, pedagang kaki lima, sampe gue haus pun gak ada tempat buat beli air minum, ya tuhan. Gimana orang-orang kantor yang hidup di gedung-gedung, apa mereka gak tau namanya jajan ? makan ? atau nongkrong ? wah gila. Gue berjalan terus di jalan Darmo yang rencana gue pingin ke Kebun Binatang jalan kaki. Semakin gue jalan, semakin sepi tempat yang gue lewatin yang pedahal itu di kota. Sumpah ini mirip sama Singapore tetapi disana masih banyak pejalan kaki, jadi asik buat jalan-jalan dan enak diliatnya, lah ini malah horror bawaannya.

www.lunarv2.com - Jalan Yang Sepi
Sambil jalan gue terbesit DeJaVu pas di hostel, iya.. perasaan itu sama seperti di Singapore, mulai dari suasana dan fasilitas hostelnya. Backpackeran ini sama persis kayak disana, selain saat jalan di kota, juga saat tidur di hostel, kenapa bisa gitu ? karena setiap backpackeran gue selalu tidur di emperan dan sekarang tidur di kasur yang artinya pas banget momenya sama di Singapore, fix misteri terpecahkan. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah kapan nyampenya gue ke Kebun Binatang ! jauh banget pedahal jalannya lurus dan gak keliatan sama sekali Kebun Binatangnya. Sudah jalan setengah jam dengan keadaan haus, gak ada yang namanya tukang dagang emperan atau apalah yang bisa gue beli dagangannya, udah kayak gurun. Tapi setiap gurun memiliki oase dan begitulah, gue menemukan sebuah mini market Indomerit, satu-satunya oasis di tengah gurun kota yang panas, ah sett dah.. Masuk, beli ini, itu, air, makanan, semuaaaaa gue pengen borong tapi duitnya kagak cukup jadi cuman beli air sama makanan doang untuk melanjutkan melewati gurun berikutnya.

Makan hampir gak sampe 15 menit saking lapernya, sumpah nikmat banget pop mie kalo lagi gini, tapi kalo gak gitu juga emang nikmat sih pop mie mah. Perjalanan dilanjut, baru aja berdiri dari tempat duduk ada bule cewek lewat, penasaran karena ada bule di tempat gurun kota seperti ini gue inisiatif buat ikutin. Baru jalan sebentar itu bule udah ilang, dan gue udah gak aneh lagi karena situasi gini udah terjadi di Malang, aneh emang kalo bule jalanya cepet-cepet gitu kayak kebelet boker. 30 menit berjalan masih belum nyampe, 60 menit berlalu masih belum juga, bodohnya gue yaitu jalan dari ujung jalan darmo ke Kebun Binatang Surabaya, dimana jaraknya kayak dari Bandara Bandung ke Stasiun Kiara Condong "mungkin". Setelah sekian lama berjalan di kota sepi akhirnya kita menemukan sekumpulan orang... bukan sekumpulan lagi sih, mungkin hampir semua orang di Surabaya pindah ke Kebun Binatang, buset.. rame banget ! Waktu masih menunjukan 14.30 dimana Bunbin masih buka. Berarti masih sempat silaturahmi sama sodara gue si MONYET. Dikira gue ya kalo orang-orang tuh gak suka ke Kebun Binatang, tapi taunya banyak juga yang suka ketemu sodaranya, tapi gak semua Bunbin itu penuh pengunjung sih, gue pernah ke Jogjakarta Kebun Binatangnya sepi-sepi terus, kasian juga gue ke penyedianya. Sama kayak kebun Binatang lainnya, isinya hewan semua, ya iya lah.

www.lunarv2.com - Panthera Tigris Sondaica
Terdapat harimau Sumatra yang sudah diklasifikasikan kedalam satwa langka yang terancam punah, dan di Kebun Binatang di Indonesia hanya beberapa saja yang terdapat hewan ini. Di Kebun Binatang ini juga ada Komodo yang lumayan banyak, menjelang sore, photo dulu depan patung Sura dan Baya yang ada didepan Kebun Binatang, nah masalahnya disitu udah dimonopoli sama tukang photo keliling. Sekali gue mau diphoto langsung disuruh minggir dulu, ah sulit pokoknya. Tapi disamping gue juga ada bapak-bapak tampang preman yang nyuruh keluarganya buat diphoto

"Ayo mah cepet, bediri disitu" nyuruh bini nya buat diem di deket patung, sambil nyuruh-nyuruh dengan muka shangar !
"Ayok de ikut mamah sana" Dia nyuruh anaknya yang masih kecil
"Ganti gaya" Nyuruh ganti gaya, yang gue sendiri itu gak tau gaya apa, mungkin gaya katak.
"Sekarang bapak" Sambil nyodorin kameranya ke si bini, gue terkejut, sumpah terkejut ! tampang sangar minta diphoto narsis, aduh cyyyynnn...

*Jeprettt* Diphoto lah dia dengan gaya yang sangar, sungguh membuat lambung gue geli. *jepreeetttt lagi* Jepretan yang kedua dengan gaya yang itu-itu aja namun kaki sedikit dilebarkan, *jeprettt lagiiiii* Gaya yang itu juga namun dengan tangan kanan sedikit dikebelakangkan, apaan cobaaa!!! Dah ah, sekarang giliran gue maju aja, nekat dikit gak bakal ditabok kali. Dengan gerakan cepat gue suruh adek biar photonya cepet, takut ditampol si muka sangar gue mah. Namun walaupun dengan gerakan cepat hasilnya bagus ! sip ! Sebelum tukang photo keliling memonopoli lagi gue dengan gerakan cepat udah beres, kalah cepat kalian haha !

Menyempatkan untuk sholat, gak jauh dari Kebun Binatang ada masjid lumayan gede yang nama masjidnya adalah Al-Falah, bener ini masjid gede malahan dan gue terkejut ketika buka sepatu ada papan pemberitahuan berupa "Jika Ingin Menginap Harap Lapor Ke DKM", tau gitu gue nyewa hostel cuman sehari dan sisanya nginep di masjid ini, tapi gapapa lah ntar aja kapan-kapan kalo ke Surabaya lagi gue bakal mencoba nginep disini, huaha. Awalnya udah sholat ashar mau lanjut ke taman Bungkul tapi keenakan tiduran di karpet masjid jadi dibuatlah opsi sesudah sholat maghrib untuk ke taman Bungkulnya.

www.lunarv2.com - Masjid Al-Falah
Tidur-tiduran sampe maghrib setelah itu lanjut jalan ke taman Bungkul, gak begitu jauh dan gak begitu deket. Tapi dijalanin aja kayak hubungan kita. Lumayan keringetan jalan dari Al-Falah ke Taman Bungkul, kayak taman biasa sih sebenernya cuman guenya aja yang penasaran dan apesnya banyak yang pacaran, hilih... geli gue. Dah ah, laper, pingin balik ke hostel. Karena naik angkot itu hemat maka gue pilih naik angkot daripada naik online, namun gak tau angkot mana yang mengarah ke Stasiun Gubeng, kenapa gue pilih Gubeng ? karena hostel gue deket Gubeng, jadi inisiatif nanya aja, pertama nanya Information Centre 

"Pak, permisi.. kalau angkutan umum dari daerah sini ke gubeng naik apa ya ?" tanya gue
"Emmmm...."lumayan lama dia mikir
"Naik apa ya ?" Nanya ke temennya, sampe temenya gak tau
"Oke makasih" gue bingung, pusat informasi tapi gak tau rute angkutan umum.. prihatin gue

Kedua gue tanya ke Petugas taman
Jawabannya sama dia kagak tau !

Ketiga gue tanya ke tukang kebersihan taman
Jawabannya sama kagak tau juga ! ih..

Gue pusing dan memutuskan makan dulu di angkringan deket taman Bungkul

Lanjut... Keempat gue nanya ke petugas Dishub
Jawabannya kagak tau juga, malah saranin naik online. jadi gini ya.. duit gue nyisa 300rb lagi buat besok, tiket pulang Jogja-Ciamis juga belum beli lagi, makanya gue berhemat, kalo kagak bisa nyangkut gue di Jogja.

www.lunarv2.com - Taman Bungkul
Udah lah, gue capek, tapi ada inisiatif yaitu kita nyebrang dulu kali dan nunggu angkot depan Transmat. Oke sip gitu aja, dan kita setuju, modal nekat aja apalagi hujan gerimis jadi mengundang rindu. Lewat jembatan depan Transmat, dan woaa... keren coy jembatannya, terang warna-warni banyak lampu hias, jadi gak nyesel juga buat jalan kesini, dikira gue ini daerah sepi tapi ternyata rame. Dan didepan ada pos Dishub, tapi gue masih penasaran dan gue inisiatif buat nanyain, tapi kalo misal dia gak tau dan gue berhasil tau berarti gue pantes jadi kepala Dishub !

"Mas, mau tanya kalo dari sini ke, Stasiun Gubeng naik apa ya ?" tanya gue
"Naik online aja mas" Astagfirullah gue sabar
"Maksudnya angkutan umum" tanya gue lagi
"Emm.. naik online aja mas, ada kan aplikasinya ?" dia balik nanya
"Ada.. tapi saya pingin naik angkot" saya mulai kecewa
"Oh.. coba aja tanya ke supir angkot yang lewat" jawabnya
"Oke, makasih" gue capek

Gue jalan nyebrang ke trotoar sebelahnya, dan kebetulan ada angkot nyamperin

"Mas, ini ke Gubeng ?" tanya gue
"Iya, ayo" jawabnya


Ini ada ! ada ! Angkot ke Gubeng, capek gue dari beberapa orang yang gue tanya gak ada yang tau, aduh.. jadi intinya kalau misal dari taman Bungkul harus nyebrang kali (jembatan) dulu dan tunggu depan Transmat lalu tunggu angkot warna gading, udah itu aja. Gak usah ribet dan murah, cuman goceng ! Ah gusti. Di angkot gue kelelahan nanya-nanya mulu sebelumnya dan gak ada yang tau. Selang 10 menitan angkot udah nyampe didepan Stasiun Gubeng, gue turun dan cuaca saat itu hujan gerimis. Gue langsung balik aja jalan kaki ke hostel karena capek.

Gue bangun luamayan siang, dengan jadwal kereta Gaya Baru Malam Selatan jam 12. Gak sempet jalan-jalan lagi, tapi gue sempetin makan Rawon, katanya sih enak. Tetangga gue yang di Malaysia nyaranin makan itu dan karena gue penasaran jadi gue coba. Nyari rawon sekitar St. Gubeng lumayan susah, muter-muter akhirnya nemu di Stasiun tempat kita mau berangkat, iya sisi lain Stasiun Gubeng, bener pas dicoba enak coy.. dagingnya itu empuk dan hampir kayak soto tapi rasanya beda, jadi yang samanya itu bahannya namun beda bumbu, kalo Rawon kayak penuh kecap gitu.

www.lunarv2.com - OTW Jogjakarta
Beres makan langsung Check-In  ke stasiun, dan gue kebagian tempat duduk di gerbong paling akhir dan apesnya gue hadap-hadapan sama yang pacaran ! sungguh dunia ini ! Gue gak tahan dan memutuskan untuk stay di restorasi, banyak stasiun terlewat tapi belum sampai juga dan gue gak enak sama penumpang lain yang mau makan, mau gak mau gue balik ke tempat duduk dan anjir ! tempat duduk gue dimonopoli ! makin-makin nih yang pacaran, dunia serasa milik berdua. Gue dateng dengan muka masam ! duduk dan ketiduran, wehehe.. Bangun tidur, gue liat mereka berdua makin mesra aja, colek sana colek sini, suap-suapan, peluk-pelukan, anjir ! gak tahan gue, ya tuhan ! Gak tahan, akhirnya gue berdiri di sambungan gerbong akhir sampai hampir mau nyampe Stasiun Lempuyangan, balik lagi lah gue buat siap-siap dan gue melihat mereka tertidur pulas dengan mesranya, ah. Sukur lah gue gak bakal bangunin, ampe kebablasan juga, haha ! Setau gue mereka turun di Lempuyangan dan nyampe Lempuyangan mereka masih tidur gak bangun-bangun tetapi gue gak tega ngebanguninnya, hahaha ! akhirnya gue turun dan mereka masih didalam, bye.. bye.. semoga perjalanan bablas kalian romantis, haha !

Akhirnya kota untuk mengakhiri trip yang penuh drama ini sudah ku injak, kota yang katanya adalah tempat terbaik untuk merayakan tahun baru, tinggal menunggu jam 12 malam maka event trip gila ini sudah berakhir, perjalanan yang huahhhh.... terharu, menyedihkan, menyenangkan dan semua akan berakhir hari ini.

"Aku datang Tahun Baru di Jogja !"

Oh iya ini gue pengen ngasih tau, buat kalian yang suka bawa pasangan pas di kereta atau umumnya dimanapun deh ! Jaga kesopanan, apalagi di kereta ekonomi yang berhadap-hadapan gitu, walau penumpang dihadapan kalian juga telah berpasangan kalian tetap jaga kesopanan, jangan bikin risih orang.

Bersambung ke Part VI : Final Trip Jogja dan Waktu Tambahan
Sebelumnya Part IV : Warna-Warni Backpacker Malang

Saturday, 2 February 2019

Coret Bucket List Jatim 2018 ! Part IV : Warna-Warni Backpacker Malang

Angkot ungu menanti, lambaian tangan si mang angkot yang lempay mengajak untuk secepatnya berpindah tempat menuju trip berikutnya. Dikira penuh ternyata angkotnya masih kosong, lempay tangan supir angkot bukan hanya ke gue tapi juga ke setiap pejalan kaki yang berada disebrang jalan, ternyata gue gak special. Menunggu lumayan lama akhirnya ada juga bapak-bapak yang tertarik oleh aura lempayan tangan si sopir angkot dan ngengggg... angkot melaju. Biasakan untuk tidur jika ada waktu kosong itu merupakan pepatah backpacker yang tercetus dari entah siapa yang mensugesti gue untuk memanfaatkan waktu tidur sebaik-baiknya saat perjalanan, mengingat saat malam tidur nyenyak tapi kurang banyak hingga menjadikanya alasan untuk tertidur di angkot *repot amat ngomong aja ketiduran !*. Tidur adalah cara terbaik yang diberikan tuhan untuk meng-hack waktu menjadi lebih cepat dan ini sangat berguna ketika sedang backpackeran.

"Wahaaaaaaa... koe ora iso !"

Gue terbangunkan oleh sekelompok yang mungkin mahasiswa, mereka membawa kardus mie instant dengan beberapa karton. 

"Relawan pasti nih" bisik gue dalem hati, soalnya kalo sponsoran kegiatan bakal nawarin gue mie instant.

Keliatan lah, pakek jas, bawa kardus, bergerombolan dan ongkos angkot dikolektif, udah jelas kan ? Tapi entah kenapa gue males buat nanyanya dan mending lanjutin tidur gue, karena gue yakin perjalanan ke Kota Malang masih jauh, sumpah ngantuk bawaannya setiap naik angkot dan itu gak hanya dari Kota Batu ke Kota Malang aja tapi juga sebaliknya atau dari Surabaya ke Malang juga sama pas waktu naik bus, ngantuk choy ! kalo gue sih bodo amat ya, yang penting barang berharga udah disimpen di tempat yang aman, masalah copet, pengamen mah tinggal serahin pada tuhan kecuali becong ! jangan deh.. jangan.. males gue ketemu bencong apalagi tidur diganggu mah, hiiih... merinding gue. 

Bangun dari bobo ganteng sambil clingak-clinguk angkot yang udah sepi dari relawan dan menyisakan dua orang aja yaitu gue dan adek gue, tapi itu gak berlangsung lama karena emak-emak dengan keranjang sayur dikanan kirinya masuk ke angkot ditambah ibu guru dengan anaknya yang ikut naik juga, ya lumayan lah penuh lagi tuh angkot, tapi gak berlangsung lama gue juga turun karena alun-alun malang udah terlihat. Tulisan nama tempat yang umum di setiap taman atau pusat kota namun orang menganggapnya kekinianpun sudah terlihat, begitu besar 'Alun-Alun Malang', oh.. ini toh Alun-Alun Malang.. gede juga kayak punya gue

"Kiri !" Teriakan lantang menghentikan angkot
www.lunarv2.com - Alun-Alun Kota Malang
*happ* turun gue dari angkot, supir angkot tercengang karena jarang-jarang ada penumpangnya yang standing dari pintu angkot, gue kasih sopir angkot dengan dua lembar uang lima ribuan namun dia tetap masih tercengang, ya gue tinggal aja lah. alun-alun ! I'am Coming ! Kalo liat alun-alunya sih lebih mirip punya Kabupaten Ciamis karena tengahnya ada air mancur, tapi yang membuat bedanya itu ada kandang burung berbentuk rumah-rumahan yang dibuat sengaja biar burung di taman gak ngegembel kayak gue dan mungkin juga itu kandang burung disubsidi oleh pemerintah. 
www.lunarv2.com - Sarang Burung
Mau gue liat isi kandangnya tapi tinggi banget ! setinggi tiang listrik beton yang suka ada di samping jalan, tinggi lah, jadi gak bisa ambil telurnya buat sarapan besok. Datang pas hari libur jadi banyak orang yang nongkrong di taman, awalnya gue heran karena mereka anteng banget di taman tapi tau juga jawabanya, petugas taman lagi main air ! nyemprot-nyemprotin air kemana-mana, iya main air gitu.. kadang anak-anak juga malah ngoconin petugas biar mereka disemprot dan kegirangan, bocil.. bocil.. Sayangnya gue gak bisa liat air mancurnya karena lagi dibersihin. Ada tempat yang belum dikunjungin di alun-alun yaitu tulisan Alun-Alun Malang, tulisan jingga yang harus diabadikan ! Taman di alun-alun ini bersih lah, gue mungkin bakal kasih 8/10 untuk kebersihannya, yang belum pernah gue liat itu adalah kakek-kakek kopdar di alun-alun, mungkin genk waktu kecilnya, entahlah .. yang pasti mereka begitu bahagia ketika berkumpul.
www.lunarv2.com - Tulisan Alun-Alun Malang
"Masih siang, lanjut kemana nih ?" gue bingung sambil liat jam.
"Kampung Warna-Warni Jodipan lumayan juga sambil ke station" jawab adek gue

Iya, jadi kami punya rencana untuk trip ke Surabaya menggunakan kereta lokal, maka sambil ke station bagusnya sambil berkunjung ke Kampung Warna-Warni Jodipan. Ini tempat yang paling ingin gue kunjungin di Malang, sumpah liat-liat foto di Instagram orang keren banget ini tempat, yang jadi pertanyaan tentang tempat ini adalah isi kampungnya itu ngapain aja dan ada apa aja, dibalik warna-warninya itu. Pengen gue tau isinya. Jalan kaki dari alun-alun ke Kampung Warna-Warni Jodipan lumayan jauh, sekitar 1 kilometer, deket kan ? iya deket kalo gak bawa tas yang beratnya seperenam dari berat gue badan mah ! Jalan terus... kaki udah bengkak, jalan dari perkotaan, pertokoan, pembuangan sampah sampe akhirnya kampung warna-warni didepan mata.

"Ini bukan mimpi kan ?"
"Didepan itu kok cuman biru doang ? katanya warna-warni ?" mulai kecewa gue.
"Kan warna-warninya sebelah sono.. ono.. noh..!" ngegas kan adek gue.
"Indah !, tapi susah nyebrang !" mau nyebrang tapi gue belum sarjana.

www.lunarv2.com - Kampung Biru
Jembatan dekat kampung warna-warni macet banget, susahnya minta ampun buat nyebrang. Suara klakson kereta terdengar, dan sumpah itu keren banget sampai gue nekat nyebrang biar bisa liat kereta lewat diatas kampung warna-warni, wwwhooooo.... keren cooooyyyy... !!! gak nyesel gue dateng kesini, ampun dj keren banget ! Orang-orang yang lagi foto-foto sekitar sungai yang membelah antar Kampung Warna-Warni Jodipan dengan Kampung 3D keliatan kecil kalo diliat dari atas jembatan, apalagi dari bekas sedotan cendol. Karena diem diatas aja gabakal ngasih gue stok dp maka gue turun kebawah. Terlihat tangga warna-warni yang menurun menuju Kampung Warna-Warni Jodipan.

www.lunarv2.com - Kampung Warna-Warni
"Wih keren euy, banyak pernak pernik pula" gue terkesan sambil berjalan masuk

"Mas.. mas.. oy.. mase.." 

Gue clingak-clinguk sambil nyelonong masuk

"Mas... oy.."
"Kayak ada yang manggil" gue liat kanan-kiri kagak ada siapa-siapa
"Mas.. bayar dulu mas.." teriakan yang gak jelas dimana
"Dimana sih ?" bingung nyari orang yang teriak-teriak

Oh itu dibelakang, ada nenek-nenek yang duduk diteras rumah dengan badan yang tertutup pembatas teras. ya pantes lah gak keliatan, dia teriak-teriak sambil sembunyi pula.. Ya mana keliatan lah.. ah kocak nih nenek-nenek malah ngajak petak umpet.. ada tapir depan dia dengan isi stiker sama uang kembalian. Pas awal masuk gue kira tukang pecel yang baru beres dagang, keliatan tapirnya doang taunya ada orang dibelakangnya.

"Berapa harga masuknya buk ?" gue berharap gak lebih dari 1 juta.
"3.000 aja mas" jawabnya sambil memberikan stiker kampung warna-warni bergambarkan Doraemon.

Oke, semakin masuk kedalam semakin banyak ornamen yang dipajangkan, baju, topeng, asesoris, buku dan pernak-pernik juga. Tiap rumah biasanya memiliki nama atau warna khas, ada rumah dengan nama Wibu, gue nahan tawa baca nama tersebut karena depan gue pemiliknya keluar. Mungkin isi rumahnya anime semua, yang penting jangan Hikikomori aja didalem.

www.lunarv2.com - Gang Kampung Warna-Warni
Waktu terbaik mengunjungi kampung ini jangan pas hari libur besar, pas hujan, apalagi pas jomblo.. kasian aja gue mah.

www.lunarv2.com - Gak Usah Dihiraukan
Kalo pas liburan jembatan penghubung antara kampung warna-warni sama kampung 3D itu sesak penuh umat, keliatan lah dari bawah sekitar sungai yang kering. Penasaran sama jembatan itu gue pun naik dan ternyata si jembatan beralaskan kaca ! lah.. tahan gak nih ? soalnya banyak banget umat tuh diatas jembatan yang mungkin lebarnya 1,5 meter itu, kalo overload kan bisa pecah tuh kaca terus dobros kebawah, kalo udah dobros kan bukan sulap yang bisa balik lagi. Terima aja gue mah, nyoba-nyoba nyebrang dan akhirnya sampai kampung 3D, ada ibu-ibu yang berjaga di dekat jembatan kampung 3D yang gue kira jualan asesoris jadi ya nyelonong gitu aja

www.lunarv2.com - Jembatan Penghubung Kampung
"Mas.. tanda masuknya mana ?" tanya ibu itu
"Nih.." dengan pd nya gue tunjukin sticker yang gue dapet sebelumnya
"Itu kan buat kampung warna-warni, ini beda kampung jadi harus bayar lagi" jawab si ibu-ibu itu.
"Oh.. bentar bu temen saya masih di jembatan" ngeles gue, iya lah.. daripada gue harus bayar lagi mending buat makan lah lumayan, dikira gue gak usah bayar lagi.
"Masuk aja dulu, nanti temenya nyusul" jawab si ibu
"Gak ah buk, nanti dia kesasar lagi.., ntar buk saya cari dulu soalnya lama amat tuh si asep" jawab gue ngeles.

Ah mending balik lagi aja daripada bayar, karena perut dah laper parah jadi gue berangkat ke stasiun buat beli tiket ke Surabaya sama cari makanan. Jarak dari kampung warna-warni ke stasiun lumayan juga sih sekitar 1 kilometer. Langkah-langkah kaki udah mulai gempor diantara simpang siurnya mobil, emang deket jarak segitu tapi kalo dilakukan keseringan mah kaki juga bisa gempor. Karena sebelumnya pernah ketipu pas makan baso jadi diputuskan untuk makan di foodcourt kali ini. Baso, nasi goreng, rendang, sayur, ayam geprek semua menggoda iman dan pilihan jatuh pada kamu ayam geprek, terlihat murah dan menggoda dengan harga 13.000 nya.

"Pakek nasi gak ?" tanya mbak penjual
"Pake nasi ? pake lah.." gue bingung

Bentar, kok nanya pakek nasi yak ? coba cek lagi nih menunya, alamaaakkk... pantesan.. nasi dipisah, harga 13.000 ayam gepreknya doang nasi harus nambah 5.000, ah mending gue cari tempat lain kalo gitu, sue.. Mau gimana lagi, udah tanggung pesen ya terima aja, sambil nunggu biasanya gue suka iseng cek-cek web reservasi hotel dan waw ! apaan nih ?! 100.000/room bisa 2 orang, murah banget ! deket Stasiun Gubeng lagi, buset mantappu.. Langsung booking via Al-Famart dah, karena gue traveling gak pernah bawa kartu Debit/Kredit gebleg kan ? hoho.. 

Sebelum bayar, beli tiket KA Lokal dulu biar gak kehabisan kayak kemarin-kemarin. Tapi emang udah nasib, gue dapet KA yang jam 8 malem. Gapapa lah, daripada gak pulang ke Surabaya sama sekali. Perkiraan sekitar jam 11 malam sampai Surabaya dan dapet tiket yang berdiri, gak kebayang berangkat jam 8 malem sampe Surabaya jam 11 malem dengan posisi berdiri, mantul kan ? banget !

www.lunarv2.com - Stasiun Kota Malang
Tiket udah dapet waktunya bayar Reservasi Hostel, kalau di maps Al-Famart gak terlalu jauh dari stasiun jadi gue pilih pembayaran itu, depan stasiun ada bule sendirian yang bawa tas carrier gede banget, dia pakai baju kameja hijau yang lumayan lusuh sama celana katun hitam pakai sendal jepit. Selintas gue kasian juga sama tu bule, kan banyak bule yang jadi gembel di negara orang gara-gara kehabisan duit. Dia jalan kaki dan gue ikutin karena gue penasaran dia mau kemana, langkahnya cepet kayak mau boker hingga akhirnya gue ketinggalan sama tuh bule saking cepetnya dia jalan. Gue masuk ke Al-Famart karena pengen bayar invoice, ternyata si bule udah di dalem Al-Famart bersama tas monsternya, mungkin dia penasaran belanja karena disana gak ada Al-Famart. Belanja leee...!!!

Hari yang semakin siang semakin panas menjadikan gue pengen cari tempat dingin, nyari ATM penuh terus sama yang ngambil duit, mall gak ada, kemana ya ? Inget tempat loket tiket di stasiun yang ruangannya AC dan ada stop kontak, kebetulan hp gue perlu di cas. Balik lagi ke stasiun dijalan nemu tempat makan murah, ayam 5000 + nasi, pedih bacanya.. kenapa hal semenarik ini keluar selalu diakhir sesudah gue melarat, tae. Ruangan loket stasiun gak terlalu penuh orang, masuk *wusssss* udara AC yang dingin menghilangkan panas dunia luar yang mau kiamat. Stop kontak kosong semua jadi tinggal milih aja mau yang mana, hoho.. dan gretong ! Berjam-jam gue diem di ruang loket, dingin coy enak.. sambil ngecas juga, mungkin petugas loketnya dalam hati berkata "ini anak ngapain lama-lama amat disini, beli tiket cuman KA lokal numpang ngecasnya sampe berjam-jam". Iya gue duduk disitu udah sampe berganti-ganti pengunjung, edan kan ?

Suasana Stasiun Malang diluar udah kayak musim lebaran, banyak banget orang yang bawa koper, ransel, carrier apalagi, pokoknya kelompok-kelompok anak muda kayak gue banyak berkeliaran diluar, liburan panjang membuat mereka bisa berkeliaran termasuk gue, jadi rasanya ada temen gitu karena suasana yang kayak lebaran, haha.. Karena takut ditanyain petugas karena terlalu lama nebeng ngecas  jadi sisa waktu menunggu kereta diapakai buat keliling taman di Malang aja, didepan stasiun ada Trunojoyo Park, tempatnya nongkrong tukang dagang. Namun gue lebih memilih untuk main ke Alun-Alun Tugu Malang yang jaraknya sekitar 300 meter dari Stasiun Malang, alun-alun tersebut terletak ditengah jalan raya dengan tugu yang menjulang, sekitar tugu juga ada taman. Ada kolam yang berisikan teratai, duduk-duduk sampai adzan maghrib aja udah gitu balik ke stasiun.
www.lunarv2.com - Alun-Alun Tugu Malang
Perlu diketahui, di stasiun itu cukup sulit kalau mau solat soalnya musholanya di dalem sehingga harus lapor sana sini dulu kalo mau sholat, nah alternatif dari masalah tersebut bisa pergi ke ujung foodcourt dan bakal nemu WC umum serta Mushola. Panggilan untuk KA Dhoho Penataran pun diumumkan dan gue langsung check-in biar cepet masuk kereta. Gue baru tahu kalau Stasiun Malang punya lorong bawah tanah untuk penyebrangan antar peronnya, mirip-mirip Stasiun Pasar Senen.

"Mas mau kemana ?" tanya seorang yang gue anggap petugas
"Mau ke Surabaya, KA Dhoho Penataran datang dari mana ya ?" tanya gue sambil liatin tiket
"Oh dari sebelah sana mas" dia sambil nunjuk peron nomor 2
"Oke mas, makasih"

www.lunarv2.com - TIket Dhoho Penataran
Itu petugas emang kayak petugas biasanya tapi lebih muda, sidik punya selidik gue jadi selidik ternyata itu relawan dari Rail Fans, iya itu komunitas pecinta kereta api yang diturunkan untuk membantu pas hari-hari besar termasuk musim liburan. Kereta datang dan ekspektasi gue meskipun di tiket gak dapet tempat duduk tapi di dalem gue yakin ada tempat duduk kosong buat duduk, ketika masuk oh ya allah.. penuh euy semuanya ! asli gue harus berdiri sampai Stasiun Gubeng. Akhirnya lebih memilih berdiri di sambungan kereta, 30 menit pertama gue berdiri masih gagah, 30 menit berikutnya mulai kerasa berat, 15 menit berikutnya kerasa pegel dan 15 menit berikutnya gue nyerah dan akhirnya jongkok ! bodo amat ah diliatin orang juga, kalo pegel mah gimana lagi ! Disamping gue ada petugas kebersihan yang meringkuk ketiduran, saat itu ada pemeriksaan tiket yang akhirnya teman-teman si petugas yang ketiduran itu berkumpul, kebanyakan adalah petugas keamanan karena kondektur kembali ke ruanganya. Gue yang jongkok deket si petugas kebersihan jadi dikelilingi sama petugas keamanan kereta yang ngobrol sambil gangguin petugas kebersihan yang ngeringkuk itu, seolah-olah gue kayak bangsat ayam yang keciduk maling ayam dirumah janda. Aih.. gue nunduk karena ngantuk juga karena keganggu sama dikelilinginya gue dibawah para petugas. ah sue..,


Gak lama setelah itu kereta mulai melaju dari stasiun yang entah apa namanya dan *jreeggg..... greggggg..!!!!* suara keras kereta mengerem mendadak... penumpang di dalam panik, dan petugas juga ikut panik kecuali gue yang gak tau kenapa gak panik-panik.

"Ada apa nih" tanya petugas ke petugas lainya
"Itu didepan, gerbong 5 pintu gak bisa dibuka penumpang belum turun kereta udah maju!"jawab petugas lainya
"Ya.. cepet.. cepet.. buka pintunya.."jawab yang lain

Situasinya kacau di dalam gerbong, yang gue pikir ini kereta nabrak karung, anjlok atau nabrak penumpang yang turun. Soalnya kan ada kejadian kereta nabrak karung berisi tanah dan akhirnya anjlok. Ternyata pintu gerbong yang gak bisa dibuka dan penumpang belum turun, wohoo... gue gak kaget-kaget. Akhirnya gue bisa duduk juga karena para penumpang kebanyakan udah turun dan Stasiun Gubeng masih jauh, jam menunjukan pukul 10.00 dan masih belum nyampe, saat gue duduk gue disamperin petugas keamanan, pikir gue bakal disuruh berdiri lagi karena yang dipegang bukan tiket duduk dan mencari alasan sebelum itu terjadi, namun sebelum itu terjadi gue buka obrolan dan

"Pak saya pegel boleh saya duduk sebentar?" pertanyaan gue lontarkan sebelum hal buruk terjadi
"Oh boleh silahkan, gapapa kok, saya juga pegel" jawabnya

Aih.. dikira gue bakal nyiduk gara-gara gue duduk ternyata enggak, si petugas keamanan nanya-nanya dan gue akhirnya ngobrol panjang lebar selama di kereta tersebut, petugas itu ternyata sudah pernah bertugas tidak hanya di kereta itu saja namun sebelumnya sudah pernah di kereta ekonomi, bisnis, eksekutif antar provinsi tapi terakhir ditempatkan di KA Dhoho Penataran. Akhirnya pengumuman Stasiun Gubeng diumumkan jam 12 malem, iya telat 1 jam dari jadwal.

www.lunarv2.com - Stasiun Gubeng
Bergegas menuju hostel dengan nyasar terlebih dahulu karena jalan menuju hostelnya kelewatan, wajar udah ngantuk parah, beruntungnya harga tersebut bukan hoax dan masih bisa Check-In.
www.lunarv2.com - Lobby Livinn Inn Hostel Surabaya
"Mas mau Check-in, atas nama Si Ganteng" Gue sambil buka data reservasi.
"Oh iya, Si Ganteng pembayaran via Al-Famart ya ?"
"Iya mas"
"Oke, Shared Room dengan 1 kamar 2 pax, oke mas saya antar" Staf mengantar ke kamar yang dituju.

"Kalau mau, minum ada disini, ini teh, ini kopi, ini gulanya dan ini dispenser untuk air dingin dan hangat" terang staf hostel.
"Siap mas" saya senyum-senyum haus
"Untuk pagi nanti ada sarapan, tinggal ke lobby aja, dan ini mesin pemanggang rotinya" terangnya lagi
"Siap mas" Gak sabar gue nunggu pagi

Masuk ke ruangan terlihat banyak kotak seperti lemari yang begitu tinggi besar sampai mentok di langit-langit ruangan, udara dingin dari AC membuat ruangan begitu nyaman.

"Ini kamar mas" tunjuk staf hostel
"Makasih mas" gue terharu
www.lunarv2.com - Kamar Gue
Kamar gue ada di kapsul atas, karena kapsul ini bertingkat. Wihh.. keren.. Akhirnya gue bisa tidur tenang juga dari kegiatan molor di emperan. Sebelum tidur gue nyantai-nyantai dulu di lobby untuk minum karena haus parah sebab selama jalan-jalan kurang minum dikarenakan stok air di ransel udah kering dan menonton tv, udah lama coy gak nonton tv selama gue jalan-jalan. Nikmat untuk malam ini selain itu isi tenaga juga buat besok keliling Surabaya.

Bersambung ke Part V : DeJaVu Surabaya
Sebelumnya Part III : Kota Batu Cosmodrom Planning Spontanitas
Berkaitan : Tentang Hostel Livinn Inn Surabaya